Kamis, 11 Juli 2013

dinamika kelompok


KONSEP DASAR DINAMIKA KELOMPOK
1.       Definisi Dinamika
Kata Dinamika berasal dari kata Dynamics (Yunani) yang bermakna “Kekuatan”(force). “Dynamics is facts or concepts which refer to conditions of change, expecially to forces”.
Menurut Slamet Santoso (2004: 5), Dinamika berarti tingkah laku warga yang satu secara langsung mempengaruhi warga yang lain secara timbal balik.. Dinamika berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok secara keseluruhan. Karenanya, dapat disimpulkan bahwa Dinamika ialah kedinamisan atau keteraturan yang jelas dalam hubungan secara psikologis..
2.        Definisi Kelompok
Ada beberapa ahli yang mendefinisikan tentang kelompok, diantaranya :
a.       Hornby, A.S (1973: 441) berpendapat bahwa kelompok adalah sejumlah orang atau benda yang berkumpul atau ditempatkan secara bersama-sama atau secara alamiah berkumpul. (A number of persons or things gathered, or naturally associated).
b.       Webster (1989: 425) ,mengatakan bahwa kelompok adalah sejumlah orang atau benda yang bergabung secara erat dan menganggap dirinya sebagai suatu kesatuan.
c.       (Sherif: 1962), berpendapat Kelompok adalah unit sosial yang terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai hubungan saling ketergantungan satu sama lain sesuai dengan status dan perannya secara tertulis atau tidak mereka telah mengadakan norma yang mengatur tingkah laku anggota kelompoknya.
d.      Slamet Santosa (1992: 8), “Kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi”.
e.      Menurut Zaltman (1972: 75), bahwa Dinamika Kelompok adalah kekuatankekuatan yang berlangsung dalam kelompok, kekuatan tersebut bertujuan memberikan arah perilaku kelompok.
3.       Hakikat Dinamika Kelompok
Definisi singkat dinamika kelompok dikemukakan oleh Jacobs, Harvill dan Manson (1994); dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan pemimpin yang diberi pengaruh kuat pada perkembangan kelompok.
Dinamika Kelompok adalah studi tentang hubungan sebab akibat yang ada di dalam kelompok, tentang perkembangan hubungan sebab akibat yang terjadi di dalam kelompok, tentang teknik-teknik untuk mengubah hubungan interpersonal dan attitude di dalam kelompok (Benyamin B. Wolman, Dictionary of Behavioral Science).
Dinamika Kelompok adalah suatu penyelidikan tentang hubungan sebab akibat di dalam kelompok; suatu penyelidikan tentang saling hubungan antar anggota di dalam kelompok; bagaimana kelompok terbentuk, dan bagaimana suatu kelompok berreaksi terhadap kelompok lain. Dinamika Kelompok juga mencakup studi tentang Cohesiveness, Leadership, Proses pengambilan keputusan dan pembentukkan subkelompok (J.P. Chaplin, Dictionary of Psychology).
Slamet Santosa (2004: 5), mengartikan Dinamika Kelompok sebagai suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain; antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama.
Dinamika Kelompok adalah suatu Istilah yang digunakan untuk menghubungkan kekuatan-kekuatan aspek pekerjaan kelompok. Pada dasarnya, Dinamika Kelompok mengacu pada kekuatan Interaksional dalam kelompok yang ditata dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan para anggota (Suardi: 1998).
Pada hakikatnya, Dinamika Kelompok mencakup proses dan perasaan kelompok.
Karenanya, lebih bersifat Deskriptif, tidak ada yang baik ataupun yang buruk. Dalam Keorganisasian-Keorganisasian juga banyak menggunakan pendekatan-pendekatan Dinamika Kelompok untuk proses pelaksanaan dan pencapaian tujuan kelompoknya. Kemudian berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan pengertian atau hakikat dari Dinamika Kelompok itu sendiri adalah Studi tentang interaksi dan Interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain dengan adanya feed back dinamis atau keteraturan yang jelas dalam hubungan secara psikologis antar individu sebagai anggota kelompok dengan memiliki tujuan tertentu.
Karakteristik atau ciri suatu Kelompok menurut Shaw (1979: 6-10) ada 6, yaitu:
a.       Persepsi dan kognisi anggota kelompok
b.      Motivasi dan kebutuhan kepuasan (need satisfaction)
c.       Tujuan kelompok (Group Goals)
d.      Organisasi Kelompok
e.      Ada ketergantungan antara anggota kelompok
f.        Interaksi
Selain itu karakteristik kelompok adalah :
a.       Adanya interaksi
b.      adanya struktur,
c.       Kebersamaan,
d.      Adanya tujuan,
e.      Ada suasana kelompok,
f.        Adanya dinamika
interdependensi.
Oleh sebab itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok adalah unit komunitas yang terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki suatu kesatuan tujuan dan pemikiran serta integritas antar anggota yang kuat. Dalam kajian Psikologi fokus kajian tentang dinamika kelompok ini lebih ditekankan kepada aspek psikologis dan tingkah laku individu dalam kelompok.
Sedangkan dalam kajian Sosiologi, dinamika kelompok lebih ditekannkan pana kajian mengenai kehidupan bermasyaraknya/interaksi sosialnya.
Dalam konteks perpektif kelompok holistic berpendapat bahwa kelompok tersebut harus sesuai dengan pandangan gestalt sebagai suatu sistem kesatuan yang tidak dapat dipisahkan serta mudah dipahami dengan dilakukannya pengujian tersebut. Gestalt berpendapat bahwa dalam kelompok keseluruhan itu lebih besar daripada bagian. Kelompok tidak bisa dipahami hanya dengan melihat kualitas dan karakteristik tiap anggota saja.
Lewin mengembangkan sebuah teori medan bahwasanya perilaku harus digunakan dalam kedua fungsinya yaitu sebagai karakteristik pribadi individu dan karakteristik lingkungan. Dalam konteks kelompok, hal ini memperjelas bahwa factor yang mempengaruhi karakteristik pribadi termasuk lingkungan, yang terdiri dari corak kelompok, anggota kelompok dan situasi. Semua faktor tersebut merupakan totalitas yang disebut lifespace.
4.       Macam kelompok dalam kehidupan
Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:
a.       Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya.
Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
b.      Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
c.       Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.
d.      Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal.
Contoh: Negara, sekolah.
5.       Proses kelompok dalam kehidupan
Proses yang berlanjut didalam
kelompok kerja:
a.       Pola komunikasi yang digunakan oleh anggota untuk pertukaran informasi
b.      Proses keputusan kelompok
c.       Prilaku pemimpin
d.      Dinamika kekuasaan
e.      Interaksi konflik
6.       Sebab seseorang masuk kelompok
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.

a.       Kedekatan
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
b.      Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang leih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.
7.       Hipofisis pembentukan dan pengembangan kelompok
Pembentukan kelompok ditinjau dari pandangan sebagai berikut :
a.       psikoanalisis
Pandangan Freud tentang manusia pada dasarnya pesimistik, deterministic, mekanistik, dan reduksionistik. Menururt Freud, manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivas-motivasi tak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah, dan oleh peristiwa-peristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama kehidupan.
Manusia dipandang sebagai sistem energi yang kompleks yang memiliki energi psikis yang diperoleh dari apa yang kita makan dan perilaku manusia ditentukan oleh dorongan-dorongan yang irrasional dan tidak disadari.
Freud juga menekankan pada naluri-naluri. Segenap naluri bersifat bawaan dan biologis. Freud menekankan pada naluri-naluri seksual dan impuls-impuls agresif. Ia melihat tingkah laku sebagai dideterminasi oleh hasrat memperoleh kesenangan dan menghindari kesakitan. Manusia memiliki naluri-naluri kehidupan maupun kematian. Menurut Freud, tujuan segenap kehidupan adalah kematian, kehidupan tidak lain adalah jalan melingkar kearah kematian. 
a)      Menurut pandangan psikoanalisis, pribadi sehat/ normal adalah:
o   Bila struktur kepribadian berfungsi seimbang pada setiap tahap perkembangan psikoseksual.
o   Pribadi yang sadar karena akan memotivasi orang tersebut untuk bisa menemukan pilihan yang tepat.
b)      Sedangkan pribadi sakit/ bermasalah memiliki karakteristik sebagai berikut:
o   Ketidakmampuan untuk memilih kepercayaan pada diri sendiri atau orang lain, merasa takut untuk mencintai, dan menciptakan hubungan yang akrab dan estimasi diri yang rendah.
o   Ketidakmampuan untuk mengenali dan melontarkan rasa permusuhan, amat berang dan benci, pengingkaran adanya kekuatan diri sebagai pribadi dan adanya rasa mandiri.
o   Ketidakmampuan untuk sepenuhnya menerima adanya seksualitas dan gairah yang dimiliki, susahnya menerima dirinya sendiri sebagai laki-laki atau perempuan dan rasa takut akan seksualitas.
o   Tingkah laku bermasalah disebabkan oleh kekacauan dalam berfungsinya individu yang bersumber pada dinamika yang tidak efektif antara id, ego, dan super ego. proses belajar yang tidak benar pada masa kanak-kanak.

Pengaturaan kelompok, bahwa pembentukan kelompok terjadi secara heterogen, artinya anggota tidak terbatas pada jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, etnik, sosial budaya, namun terbatas pada masalah yang sama atau hampir sama. Anggota kelompok dipilih berdasarkan pada konseling individual, yang di situ klien masih memiliki fleksibilitas ego secukupnya. Ini memungkinkan mereka untuk saling berinteraksi secara aktif dan mempermudah terjadinya tritmen kelompok.
a.       Kelompok terdiri dari 5-6 orang
b.      Anggota kelompok terdiri dari individu yang memiliki masalah hampir sama.
c.       Merupakan terapi individu dalam kelompok yang mempunyai orientasi analitik.
d.      Perwujudan dinamika kelompok adalah keterlibatan anggota dalam diskusi kelompok, hal ini sengaja dimanfaatkan dan diarahkan untuk tujuan konseling kelompok agar mampu memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan pribadi anggota yang terlibat di dalamnya.
e.      Pemimpin mencari terjadinya perubahan tingkah laku menyimpang dalam kelompok dengan menjelaskan proses kelompok setiap kali para anggota memberi respon.
f.        Mengarahkan tranferensi dan resistensi kelompok untuk memperoleh dasar perubahan kepribadian anggota.

Psikoanalisa dapat dikatakan sebagai aliran psikologi yang paling dikenal meskipun mungkin tidak dipahami seluruhnya. Namun psikoanalisa juga merupakan aliran psikologi yang unik, tidak sama seperti aliran lainnya. Aliran ini juga yang paling banyak pengaruhnya pada bidang lain di luar psikologi, melalui pemikiran Freud.
Psikoanalisis sampai saaat ini dianggap sebagai salah satu gerakan revolusioner di bidang psikologi yang dimulai dari satu metode penyembuhan penderita sakit mental, hingga menjelma menjadi sebuah konsepsi baru tentang manusia. Hipotesis pokok psikoanalisis menyatakan bahwa tingkah laku manusia sebagian besar ditentukan oleh motif-motif tak sadar, sehingga Freud dijuluki sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta ketidaksadaran manusia.
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Psikoanalisis memiliki tiga penerapan:
1)      Suatu metoda penelitian dari pikiran
2)      Suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia
3)      Suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.

*      Pembentukan norma kelompok
Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok.
Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Pada saat seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn atau ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (langsung atau tidak langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok.
Tahap atau tingkatan perkembagan kelompok
Tingkatan
Proses mayor
Karateristik
Forming
Ikatan perkembangan attraksi: perubahan informasi; orientasi kedepan dan situasi
Interaksi sementara; wacana kesopanan; perhatian melalui ambiguitas; diam
Storming
Ketidakpuasan dengan yang lainnya; persaingan antar anggota; ketiodaksetujuan prosedur yang ada; konflik
Ide-ide yang dikritisi; pembiacara yang diinterupsi; kurangnya kehadiran; permusuhan
Norming
Perkembangan struktur kelompok; meningkatnya kohesiv and harmoni; pembnagunan peranan dan hubungan
Persetujuan dalam peranan; pencarian mufakat; peningkatan suportivitas; yang kami rasakan
Performing
Focus terhadap hasil; orientasi tugas yang tinngi; menekankan pada penampilan dan produktivitas
Pembuat keputusan, pemecahan masalah; peningkatan kerjasama; pengurangan emosional
AJourning
Penghentian tugas; pengurangan ketergantungan, penyelesaian tugas
Penolakan, peningkatan emosionla, penghancuran
Sumber; Tuckman, 1965: Tuckman &Jensen, 1977

8.       Sifat kelompok didalam organisasi

Tidak ada komentar: