1. PENGERTIAN
Reaksi Hospitalisasi adalah reaksi
yang bersifat individual dan sangat tergantung pada usia perkembangan
anak,pengalaman sebelumnya terhadap sakit,sistem pendukung yang tersedia dan
kemampuan koping yang dimilikinya,pada umumnya,reaksi anak terhadap sakit adalah
kecemasan karena perpisahan,kehilangan, perlukaan tubuh,dan rasa nyeri.
2. REAKSI ANAK PADA HOSPITALISASI
Reaksi anak pada hospitalisasi dapat
dibagi pada beberapa tahap yaitu :
a. Masa bayi(0-1 th)
Dampak perpisahan
Pembentukan rasa P.D dan kasih sayang
Usia anak > 6 bln terjadi stanger anxiety /cemas
- Menangis keras
- Pergerakan tubuh yang banyak
- Ekspresi wajah yang tak menyenangkan
b. Masa todler (2-3 th)
Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan .Disini respon perilaku
anak dengan tahapnya.
> Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain
> Putus asa menangis berkurang,anak tak aktif,kurang menunjukkan minat bermain, sedih, apatis > Pengingkaran/ denial
> Putus asa menangis berkurang,anak tak aktif,kurang menunjukkan minat bermain, sedih, apatis > Pengingkaran/ denial
- Mulai
menerima perpisahan
- Membina
hubungan secara dangkal
- Anak mulai
menyukai lingkungannya
c. Masa prasekolah ( 3 sampai 6 tahun )
- Menolak makan
- Sering bertanya
- Menangis perlahan
- Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan
- Sering bertanya
- Menangis perlahan
- Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan
Perawatan di
rumah sakit :
- Kehilangan kontrol
- Pembatasan aktivitas
- Kehilangan kontrol
- Pembatasan aktivitas
Sering kali
dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman.
Sehingga ada perasaan malu, takut sehingga
menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak,tidak mau
bekerja sama dengan perawat.
Sehingga ada perasaan malu, takut sehingga
menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak,tidak mau
bekerja sama dengan perawat.
d. Masa sekolah 6 sampai 12 tahun
Perawatan di
rumah sakit memaksakan
meninggalkan lingkungan yang dicintai , klg, klp sosial sehingga menimbulkan
kecemasan
meninggalkan lingkungan yang dicintai , klg, klp sosial sehingga menimbulkan
kecemasan
Kehilangan
kontrol berdampak pada perubahan peran dlm klg, kehilangan klp sosial,perasaan
takut mati,kelemahan fisik
Reaksi nyeri
bisa digambarkan dgn verbal dan non verbal
e. Masa remaja (12 sampai 18 tahun )
Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok
sebayanya
Saat MRS cemas karena perpisahan tersebut Pembatasan aktifitas kehilangan kontrol
Reaksi yang muncul :
Saat MRS cemas karena perpisahan tersebut Pembatasan aktifitas kehilangan kontrol
Reaksi yang muncul :
> Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
>Tidak kooperatif dengan petugas
Perasaan sakit akibat perlukaan menimbulkan respon :
- bertanya-tanya
- menarik diri
- menolak kehadiran orang lain
3. REAKSI ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI
Perasaan yang muncul dalam hospitalisasi : Takut dan cemas,perasaan
sedih dan frustasi:
Kehilangan
anak yang dicintainya :
- Prosedur
yang menyakitkan
- Informasi
buruk tentang diagnosa medis
- Perawatan
yang tidak direncanakan
- Pengalaman
perawatan sebelumnya
Perasaan
sedih : Kondisi terminal perilaku isolasi /tidak mau didekati orang lain
Perasaan frustasi : Kondisi yang tidak mengalami perubahan Perilaku
tidak kooperatif, putus asa,menolak
tindakan,menginginkan P.P.
Reaksi
saudara kandung terhadap perawatan anak di RS : Marah,cemburu,benci,rasa
bersalah
4. INTERVENSI PERAWATAN DALAM MENGATASI DAMPAK
HOSPITALISASI
Fokus intervensi keperawatan adalah
- meminimalkan stressor
- memaksimalkan manfaat hospitalisasi
memberikan dukungan psikologis pada anggota
keluarga
- mempersiapkan anak sebelum masuk
rumah sakit
Upaya meminimalkan stresor atau
penyebab stress dapat dilakukan dengan cara :
Dapat dilakukan dengan cara :
- Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
- Mencegah perasaan kehilangan control
- Mengurangi / meminimalkan rasa takut terhadap
perlukaan tubuh dan rasa nyeri
Upaya mencegah / meminimalkan
dampak perpisahan
1. Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak
2. Modifikasi ruang perawatan
3. Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah
4. Surat menyurat, bertemu teman sekolah
Mencegah perasaan kehilangan
control
- Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif.
- Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan
- Buat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermain
- Memberi kesempatan anak mengambil
keputusan dan melibatkan orang tua dalam perencanaan kegiatan
Meminimalkan rasa takut
terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri
>
Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur
yang menimbulkan rasa nyeri
> Lakukan
permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak
>
Menghadirkan orang tua bila memungkinkan
> Tunjukkan
sikap empati
>
Pada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang
dilakukan melalui cerita, gambar. Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan
psikologis anak menerima informasi ini dengan terbuka
Memaksimalkan manfaat
hospitalisasi anak
> Membantu perkembangan anak dengan memberi
kesempatan orang tua untuk belajar > Memberi kesempatan pada orang tua untuk
belajar tentang penyakit anak.
> Meningkatkan kemampuan kontrol diri.
> Memberi kesempatan untuk sosialisasi.
> Memberi support kepada anggota keluarga.
Mempersiapkan anak untuk
mendapat perawatan di rumah sakit
> Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia
anak.
> Mengorientasikan situasi rumah sakit.
Pada hari pertama lakukan tindakan :
- Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya
- Kenalkan pada pasien yang lain.
- Berikan identitas pada anak.
- Jelaskan aturan rumah sakit.
- laksanakan pengkajian .
- Lakukan pemeriksaan fisik.
Pengertian bermain
> Cara alamiah bagi anak untuk
mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak
disadari
> Kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan.
Bermain merupakan kegiatan
- Menyenangkan / dinikmati
- Fisik.
- Intelektual.
- Emosi.
- Sosial.
- Untuk belajar.
- Perkembangan mental.
- Bermain dan bekerja
Tujuan bemain di rumah sakit
> Untuk dapat melanjutkan tumbuh kembang yang normal
selama di rawat
> Untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan dan fantasinya melalui permainan
> Untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan dan fantasinya melalui permainan
Prinsip bermain di rumah sakit
- Tidak membutuhkan banyak energi
- Waktunya singkat.
- Mudah dilakukan
- Aman
- Kelompok umur.
- Tidak bertentangan dengan terapi.
- Melibatkan keluarga.
Fungsi bermain
- Aktifitas sensori motorik
- Perkembangan kognitif
- Sosialisasi
- Kreatifitas
- Perkembangan moral therapeutic
- Komunikasi.
Klasifikasi bermain
Isi permainan
1. Sosial affective play
Belajar memberi respon terhadap lingkungan
* Orang tua berbicara/memanjakan —- anak
senang,tersenyum,mengeluarkan suara,dll
2. Sense of pleasure play
————Anak memperoleh kesenangan dari suatu obyek
disekitarnya
—-Bermain air/pasir
—-Bermain air/pasir
3. Skill play
——–>Anak memperoleh keterampilan tertentu
- Mengendarai sepeda,memindahkan balon,dll
4. Dramatic play/tole play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu
–>Berperan sebagai: Perawat,dokter,ayah,ibu,dll
Karakteristik Sosial
Solitary play
Dilakukan oleh balita ( todler)
Bermain dalam kelompok 1 thn merupakan asyik dengan
permainannya sendiri yang berlainan
- Dilakukan oleh balita atau pre school
- Bermain dalam kelompok, permainan sejenis,tak ada
interaksi,tak tergantung
- Bermain dalam kelompok,aktivitas sama,tetapi belum
terorganisasi dengan baik
- Belum ada pembagian tugas, bermain sesuai dengan
keinginannya
- Bermain dalam kelompok,aktivitas sama,tetapi belum
terorganisasi dengan baik
- Belum ada pembagian tugas, bermain sesuai dengan
keinginannya
- School age/ adolescent
——>Permainan terorganisasi terencana,ada
aturan-aturan tertentu
Faktor-faktor yang mempengaruhi
bermain
1. Tahap perkembangan anak
2. Status kesehatan
3. Jenis kelamin
4. Alat permain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar