Minggu, 05 Februari 2017

Infeksi Saluran Kemih (ISK)



BAB I
PENDAHULUAN
  1. A.     Latar Belakang
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme.
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001). Faktor resiko yang umum pada UTI  mencakup ketidakmampuan atau kegagalan kandung kemih untuk mengosongkan isisnya secara lengkap, penurunan mekanisme pertahanan alamiah dari pejamu, peralatan yang dipasang pada traktus urinarius, seperti kateter dan prosedur sistokopi.
Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua umur baik pada anak-anak remaja, dewasa maupun pada umur lanjut. Akan tetapi, dari dua jenis kelamin ternyata

wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umur, kurang lebih 5–15%.Infeksi traktus urinarius adalah satu dari masalah paling umum yang ditemui oleh tenaga kesehatan, terhitung 6-7 juta dari kunjungan klinik pertahun. Mayoritas kasus di dominasi oleh wanita. seperti infeksi selama kehamilan harus di tangani dengan tepat. Meskipun gejala tidak tampak, karena terdapat peningkatan resiko untuk terjadinya pielonefritis akut dan kelahiran frematur angka kejadian bakteriuri pada wanita meningkat sesuai dengan bertambahnya usia dan aktifitas seksual. Prevalensi selama periode sekolah (school girls) 1% meningkat menjadi 5% selama periode aktif seksual. Ini dibuktikan dengan banyaknya temuan yang menunjukkan kelompok wanita yang tidak menikah angka kejadian ISK lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang sudah menikah (Sukandar, 2006). Menurut Journal of Oxford prevalens infeksi saluran kemih meningkat dari 0,47% pada tahun 2000 menjadi 1,7% pada tahun 2003 (Calbo, 2006). Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40–60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2 %. Sedangkan pada usia sama atau diatas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20%. Infeksi saluran kemih dapat mengenal baik laki-laki maupun wanita dari semua umur baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia.
Infeksi saluran kemih terjadi pada wanita dibandingkan dengan rasio 10 : 1 sampai 50 : 1. Insiden tahunan UTI diantara wanita yang masih aktif secara seksual adalah 3 – 10% .
Satu dari setiap lima wanita di Amerika Serikat mengalami UTI selama kehidupan mereka.meskipun kebanyakan episode UTI pada wanita adalah sederhana, infeksi non komplikasi (90%),
Berdasarkan data dari medical record RSU Mokopido Tolitoli jumlah penderita ISK pada tahun 2011 adalah 132(14,7%) lebih banyak terjadi pada umur 21 – 30 tahun sebanyak 37 (28%) dan yang terendah pada umut 71 – 80 tahun dengan jumlah penderita 4 (3%), tahun 2012 periode bulan Januari – Juli berjumlah 79 (8,8%) lebih banyak terjadi pada umur 41- 50 tahun sebanyak 21(26,6%) dan yang terendah umur 71–80 berjumlah 4(5%)
Meningkatnya  penderita ISK seperti yang dijelaskan diatas maka diperlukan asuhan keperawatan untuk mencegah infeksi yang lebih berat yang dapat menimbulkan kerusakan pada berbagai macam organ, mencegah atau menghentikan deseminasi kuman dan produk yang dihasilkan oleh kuman pada sirkulasi sistemik .

  1. B.    Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :“Asuhan Keperawatan Pada Kasus Dengan Diagnosa Medis Infeksi Saluran Kemih(ISK). Di Ruang Teratai Interna  RSUD Mokopido Tolitoli”
  1. C.    Tujuan Penulisan Penelitian
    1. Tujuan umum
Untuk memperoleh pengalaman tentang penerapan asuhan keperawatan gangguan sistim urogenital Pada Tn H. dengan Infeksi Saluran Kencing (ISK) di Ruang Teratai Interna RSUD mokopido Tolitoli.
  1. Tujuan khusus
    1. Mampu melakukan tahapan pengkajian asuhan keperawatan gangguan sistim urogenital dengan infeksi saluran kencing (ISK)
    2. Mampu melakukan tahapan diagnose keperawatan asuhan keperawatan gangguan sistim urogenital dengan infeksi saluran kencing (ISK)
    3. Mampu melakukan tahapan penentuan tujuan  keperawatan gangguan sistim urogenital dengan infeksi saluran kencing (ISK)
    4. Mampu melakukan tahapan perencanaan asuhan keperawatan gangguan sistim urogenital dengan infeksi saluran kencing (ISK)
    5. Mampu melakukan tahapan implementasi asuhan keperawatan gangguan sistim urogenital dengan infeksi saluran kencing (ISK)
    6. Mampu melakukan tahapan evaluasi asuhan keperawatan gangguan sistim urogenital dengan infeksi saluran kencing (ISK)
    7. Mampu melakukan tahapan catatan perkembangan asuhan keperawatan gangguan sistim urogenital dengan infeksi saluran kencing (ISK)
  2. D.    Metode Penulisan
Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan study kasus yaitu dengan menggunakan proses keperawatan dengan tahapan  pengambilan data :
  1. Wawancara langsung dengan tanya jawab pada klien, keluarga, pembimbing.
  2. Observasi yaitu dengan cara mengamati langsung pada saat melakukan asuhan keperawatan
  3. Pengkajian fisik sebelum melakukan perencanaan dan tindakan keperawatan.
  4. Study Dokumentasi yaitu melalui catatan medis/keperawatan
  5. Study Pustaka melalui literature buku-buku keperawatan, kedokteran dan media internet.

  1. E.     Manfaat Penulisan
    1. Bagi peneliti
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam bidang asuhan keparawatan (ASKEP). Menambah wawasan peneliti mengenai penyakit ISK itu sendiri.
  1. Bagi petugas pelayanan kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita dengan gangguan sistim urogenital khususnya ISK, sehingga dapat mengurangi tingkat kejadian penderita ISK dan meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan.
  1. Bagi pasien/masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana informasi dan menambah pengetahuan tentang penyakit ISK di masyarakat sehingga dapat mengurangi/menekan angka kejadian penderita ISK.


BAB II
TINJAUAN TEORI
  1. A.     Konsep Teori Penyakit Infeksi Kandung Kemih
    1. 1.      Pengertian
    2. ISK merupakan reaksi inflamasi sel – sel urotelium melapisi saluran kemih (Purnomo B. Basuki,2003)
    3. Infeksi saluran kencing (ISK) adalah inflamasi kandung kemih  yang dapat bersifat akut/kronis. Keadaan ini paling sering disebabkan oleh infeksi E. Coli(Depkes, 2000)
    4. Infeksi saluran kencing (ISK) sama dengan sistitis adalah inflamasi akut pada mukosa kandung kemih akibat infeksi oleh bakteri yang disebabkan oleh penyebaran infeksi dari bakteri (Nursalam,2006)
    5. Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih(Agus Tessy, 2001)
    6. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998)
    7. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme (Corwin, 2001)

  1. 2.      Etiologi
  2. Factor predisposisi
1)     Infeksi saluran kemih bagian atas disebabkan oleh :
a)     Obstruksi (hipertropi) prostat, katup (striktur uretra)
b)     Gangguan pengosongan kandung kemih (neuropatik, divertikula)
c)     Kateterisasai /instrumentasi
d)     Infeksi ginjal
2)     Infeksi saluran kemih bagian bawah disebabkan oleh :
a)     Fistula Vesikoureter
b)     Obstruksi (misalnya, batu, striktur)
  1. Mikrobiologis
Mikroorganisme penyebab E.Coli,Enterocoli, Proteus spp, Stafilokokus aureusklebsiela spp, ‘ koliform’ lainnya, Enterococcus faecalis, S. Saprophyciccus, S. Epidermidis, Pseudumonas Aeruginosa,Mycobaterium tuberculosis
(Nursalam,2006), (B.K., Mandal dkk,2011)
Pada laki – laki infeksi saluran kemih disebabkan oleh :
  1. 1.  Neisseria gonorhoe
  2. 2.  Uretritis non-gonokokal (NGU)
  3. Clamiydia menyebabkan 30 – 50% kasus
  4. Ureplasma urealyticum, Mycoplasma gentilium, Trchomonas Vaginalis, HSV, Candida, Neisseria meningtidis, striktur uretra, dan benda asing berperan pada sebagian kecil kasus.
(Depkes,1995)
  1. 3.      Manifestasi klinik
Tanda dan gejala, dibagi atas :
  1. Cystitis akut
1)     Peningkatan frekuensi miksi, baik deural maupun noktural
2)     Disuria karena epithelium yang meradang tertekan, rasa nyeri pada daerah suprapubik atau perineal.
3)     Rasa ingin miksi
4)     Hematuria
a)     Pada wanita,  biasanya timbul setelah adanya infeksi saluran pernafasan atau setelah diare
b)     Pada pria, timbul prostitis setelah minum alcohol yang berlebihan
  1. Cystitis kronis
Sama dengan sistitis akut tetapi berlangsung lama dan sering tidak begitu menonjol.
(Depkes,1995) (Reeves J. Charlinr,2001)



  1. 4.      Pemeriksaan
    1. Pada wanita
1)     Pemeriksaan ISK bagian bawah/Cystitis akut :
Urine porsi tengah (mid strim) untuk mikroskopik, kultur dan sensivitas
2)     Pemeriksaan ISK bagian atas :
a)     Kultur darah
b)     Hitung darah lengkap, hitung jenis leukosit, dan laju endapan darah (LED)
c)      Profil biokimia (tes fungdi hati, albumin, dan ureum/kreatinin)
d)     Rongen torak (untuk menyingkirkan pneumonia)
e)     Cystoscopy
f)       IVP.
  1. Pada pria
1)     Swab uretra : untuk pewarnaan gram dan kultur pada media khusus untuk gonokokus.
2)     Urin porsi awal (first – catch) untuk PCR klamida
Menurut  Purnomo B. Basuki pemeriksaan klinik untuk Infeksi Saluran Kemih adalah sebagai berikut :
  1. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urine merupakan salah satu pemeriksaan yang sangat penting pada infeksi saluran kemih. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan urinalisis dan pemeriksaan kultur urine.
  1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah lengkap diperlukan untuk mengungkap adanya proses inflamasi atau infeksi. Didapatkan leukositosis, peningkatan laju endapan darah, atau didapatkannya sel – sel mudah pada sediaan hapusan darah menandakan adanya inflamasi akut.
  1. Pencitraan
    1. Foto polos abdomen. Pembuatan foto polos berguna untuk mengetahui adanya batu radio opak pada saluran kemih atau adanya distribusi gas yang abnormal pada pielonefritis akuta.
    2. Piv adalah pemeriksaan rutin untuk mengevaluasi pasien yang menderita ISK complicated. Pemeriksaan ini dapat mengungkapkan adanya piolenefritis akuta dan adanya obstruksi saluran kemih.
    3. Voiding sistouretrografi. Pemeriksaan ini diperlukan untuk mengungkapkan adanya revluks vesico – ureter, buli – buli neurigenik, atau divertikulum uretra pada wanita yang sering menyebabkan infeksi yang sering kambuh.
    4. CT scan. Pemeriksaan ini lebih sensitive dalam mendeteksi penyebab ISK dari pada PIV atau ultrasonografi.
    5. 5.      Patofisiologi
Masuknya mikroorganisme kedalam saluran kemih dapat melalui. Dua jalur utama terjadinya ISK ialah hematogen dan escending, tetapi darai kedua cara ini acendinglah yang paling sering terjadi.
  1. Infeksi hematogen
Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada psien dengan daya tahan tubuh yang rendah, karena menderita suatu penyakit kronik, atau pada pasien yang sementara mendapatkan pengobatan imunosupresi. Penyebaran hematogen bisa juga timbul akibat adanya focus infeksi di tulang, kulit, endotel atau ditempat lain. Salmonella, pseudomonas, kandida, dan proteus termasuk jenis bakteri yang dapat menyebar secara hematogen.
E.Coli, akan mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal yang dapat meningkatkan kepekaan ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen. Hal iini dapat terjadi pada keadaan sebagai berikut :
1)     Adanya bendungan total aliran urin
2)     Adanya bendungan intrarenal  baik karena jaringan parut maupun terdapatnya presipitasi obat intralubular misalnya sulfonamide
3)     Terdapat factor vaskuler misalnya kontraksi pembuluh darah
4)     Pemakian obat analgetik atau estrogen
5)     Pijat ginjal
6)     Penyakit ginjal polikistik
7)     Penyandang DM
  1. Infeksi asending
1)     Kolonisasi uretra dan introitus vagina
Saluran kemih umumnya tidak mengandung mikroorganisme kecuali pada bagian distal uretra yang baiasanya juga dihuni oleh bakteri normal kulit seperti basil difteroid, streptokokus. Disamping bakteri normal flora kulit, pada wanita daerah 1/3 bagian distal uretra disertai jaringan  periurettral dan vestibula vaginalis juga banyak dihuni oleh bakteri dari usus karena letak anus tidak jauh dari tempat tersebut. Pada wanita kuman penghuni pada daerah tersebut E.coli disamping golongan enterobacter dan S.fecalis.

2)     Masuknya mikroorganisme kedalam kandung kemih
Beberapa factor yang mempengaruhi masuknya organism kedalam kandung kemih adalah :
a)     Factor anatomi
b)     Factor tekanan urine pada waktu miksi
c)      Manipulasi urettra
d)     Factor lain, misanya :Perubahan hormonal pada menstruasi, Kebersihan alat kelamin bagian luar, Adanya bahan antibakteri dalam urin, Pemakaian obat kontrasepsi oral
e)     Multiplikasi bakteri dalam kandung kemih dan pertahanan kandung kemih
f)   Urin mempunyai tekanan osmotic yang tinggi dan Ph yang rendah
g)  Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal       .
  1. 6.    Penatalaksanaan
Pengobatan pada berbagai bentuk ISK antara lain :
  1. Sindrom uretra akut atau sistitis
Obat – obat yang biasa dipakai untuk pengobatan dosis tunggal antara lain:
1)     Amoksisilin
2)     Trimetropin – sulafametoksasol 320 mg – 1600 mg
3)     Sulfamoksasol 2 gram
4)     Trimetropin 400 mg
5)     Kanamisin 500 mg i.m
6)     Gentamisin 120 mg i.m
  1. Piolenoefritis akut (PNA)
1)     Trimetripin-sulfametaksasol 160 800 mg du kali sehari
2)     Sefaleksin 500 mg empat kali sehari
3)     Amoksisilin 500 mg empat kali sehari
4)     Asam nalidiksik satu gram empat kali sehari
5)     Asam pipemidik 400 mg dua kali sehari
  1. Piolenefritis kronik ( PNK )
Pengobatan dilakukan bilaman pada biakan bakteri ditemukan bakteriuria bermakna, yaitu dengan pemberian antibiotic yang sesuai.
  1. Bakteriuri tak bergejala
Pada wanita hamil bakteriuri tak bergejala diobati dengan entimokroba dosis tunggal, kemudian dipantau selama dua sampai empat minggu. Bilamana masih ditemukan bakteri uri diberikan antimikroba dua minggu, kemudian dipantau lagi setelah pengobatan dihentikan.
Bilaman masih terjadi rekurensi, antimokroba dianjurkan sampai enam minggu atau sampai partus. Setelah partus tiga sampai enam bulan dilakukan pemantauan saluran kemih dengan piolografi intravena. Antimikroba  yang diberikan biasanya  sebaiknya yang tidak toksik terhadap janin seperti ampisilin atau nifofurantion.
  1. Infeksi saluran kemih rekuren
1)     Trimetripin-sulfametaksasol 40 –  200 mg
2)     Trimetropin obat tunggal 59 – 100 mg
3)     Nitrofuration 100 mg
4)     Ampisilin atau amoksisilin 250 mg
5)     Penisilin G 500 mg
6)     Metenamin (heksamin) mandelat (dengan vitamin C 500 mg) satu gram
7)     Asam pepemidik 200 mg
Pada pria dilakukan pengobatan dengan pemberian profilaksis selama enam bulan . dan setelah penghentian obat – obatan dan ternyata masih timbul rekurens . maka diberikan profilaksis dua sampai tiga tahun atau lebih. Pasien dengan obstrukasi saluran kemih sering terjadi relaps, pemberian antimikroba dilanjutkan sampai enam minggu. Bilaman belum terjadi eradikasi kuman, sedangkan tindakan untuk menghilangkan obstruksi belum dapat dilakukan, diberikan pengobatan supresi.
Dosis untuk pengobatan untuk supresi ini sama dengan dosis pengobatan biasa. farrar  memberikan obat – obat untuk pengobatan supresi sebagai berikut :
  1. Trimetripin-sulfametaksasol 80 mg sampai  400 mg dua kali sehari
  2. Sulfamoksasol 500 mg empat kali sehari
  3. Nitrofuration 50 mg empat kali sehari
  4. Metanamin (heksamin) mandelat satu gram empat kali sehari.
(FKUI, 2002)
  1. 7.    Komplikasi 
    1. Epididimo-orkitis
    2. Sindrom reiter
    3. Dan penularan ke pasangan

  1. B.    Teori  Asuhan Keperawatan (Nanda,2006 & 2011) dan (Doengus E. Marilynn,2000)
    1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian yang dilaksanakan pada pasien dengan gangguan / penyakit urogenital meliputi :
  1. Identitas pasien
1)     Nama
2)     Umur
3)     Jenis kelamin
4)     Agama
5)     Pekerjaan
6)     Pendidikan
7)     Status perkawinan
8)     Alamat
  1. Riwayat kesehatan umum meliputi berbagai gangguan / penyakit yang lalu, berhubungan dengan atau yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang
1)     Riwayat kesehatan keluarga
2)     Riwayat kesehatan pasien
  1. Riwayat kesehatan sekarang meliputi keluhan / gangguan yang berhubungan dengan gangguan / penyakit yang dirasakan saat ini.
1)     Bagaimana frekuensi miksinya, apakah terdapat :
a)     Poliuri
b)     Oliguri
c)      Miksi keluar sedikit-sedikit tapi sering
d)     Urgency
e)     Nocturi
f)       Tempo berhentinya arus urin selama miksi
g)     Pasien mengalami keraguan / kesukaran sewaktu melalui miksi
h)     Urine keluar secara menetes
i)       Incontinentia urine
2)     Adakah kelainan waktu miksi seperti :
a)      Disuri
b)      Ada rasa panas
c)      Hematuri
d)      Piuri
e)      lithuri
3)     Apakah rasa sakit terdapat pada daerah setempat atau secara umum :
a)      Apakah penyakit timbul setalah adanya penyakit yang lain
b)      Apakah terdapat mual, muntah
c)      Apakah terdapat oedema
d)      Bagaimana keadaan urinenya ( volume, warna, bau, berat jenis, jumlah urine selama 24 jam )
e)      Adakah secret atau darah yang keluar
f)       Adakah hambatan seksual
g)      Bagaimana riwayat haid (menarche, abortus, pemakaian alat kontrsepsi )
h)      Rasa nyeri ( lokasi, identitas, saat timbulnya nyeri )
i)        Riwayat persalinan
j)        Riwaya perdarahan
  1. Data fisik
Inspeksi :
Secara umum da secara khusus pada daerah genetalia.
Palpasi :
Pada daerah abdomen, buli-buli, lipat paha
Auskultasi : daerah abdomen
Perkusi : daerah abdomen, ginjal
Keadaan umum pasien :
1)     Tingkat kesadaran
2)     Tinggi badan / berat badan
3)     Tanda-tanda vital meliputi tensi, nadi, suhu, pernafasan
  1. Data psikologis
Keluhan dan reaksi pasien terhadap penyakit
Tingkat adaptasi pasien terhadap penyakit
Persepsi pasie terhadap pasien
Penanggulangan masalah
  1. Data social, budaya, spiritual
1)     Umum
Hubungan dengan orang lain, kepercayaan yang dianut dan keaktifannya, kegiatan dan kebutuhan sehari – hari
a)  Nutrisi ( kebiasaan makan, jenis makanan, makanan pantangan, kebiasaan minum, jenis minuman )
b)  Aliminasi / kebiasaan BAB dan BAK. ( konsistensi, warna, bau, jumlah)
c)  Olahraga ( jenis, teratur atau tidak )
d)  Ustarah / tidur ( waktu, lamanya )
e)  Personal hygiene, ( mandi, gosok gigi, cuci rambut, ganti pakaian, kebersihan kuku, kebersihan genetalia )
f)   Ketergantungan ( rokok, makanan, minuman, obat )
2)     Khusus
Hal-hal yang berhubungan dengan panyakit yang diderita oleh pasien ( keluarga dan lingkungannya ).
3)     Data khusus meliputi :
Hasil – hasil pemeriksaan, program medis (pengobatan, tindakan medis ).

  1. 2.      Diagnose Keperawatan
    1. Gangguan rasa nyama : nyeri pada daerah uterus dan sekitarnya, sehubungan dengan akibat adanya peradangan.
    2. Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan akibat adanya infeksi .
    3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya sehubungan dengan kuranganya onformasi yang ditandai dengan sering bertanya –tanya
    4. Potensial terjadinya infeksi sekunder sehubungan dengan keluarnya cairan terus menerus dari kemaluan
    5. Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari – hari ( nutrisi, eliminasi, personal hygiene ) sehubungan dengan pasien harus tirah baring .
    6. Gangguan istrahat tidur sehubungan dengan nyeri yang hebat.
    7. Perubahan pola eliminasi urine ; disuria, sehubungan dengan adanya akibat peradangan .
    8. 3.      Perencanaan  Keperawatan
      1. Gangguan rasa nyama : nyeri pada daerah uterus dan sekitarnya, sehubungan dengan akibat adanya peradangan.
Tujuan :
Rasa nyaman pasien meningkat ditandai dengan :
1)     Rasa nyeri berkurang
2)     Pasien tenang
3)     Ekspresi wajah cerah
4)     Pasien dapat menyebutkan penyebab dan cara mengatasi nyeri
Intervensi dan Rasional :
1)     Beri penjelasan tentang penyebab rasa nyeri
Rasional :Penjelasan tentang penyebab rasa nyeri dapat memberikan informasi positif kepada klien dan keluarga sehingga dapat menurunkan kecemasan dan turut aktif dalam tindakan pengobatan
2)     Mengatur posisi tidur yang menyenangkan
Rasional :Akan mengurangi nyeri dan meningkatkan keinginan tidur pasien.
3)     Mengajarkan cara mengurangi rasa nyeri (relaksasi ) dan memberikan kegiatan positif
Rasional :Tehnik relaksasi dapat megalihkan perhatian pasien dari perasaan nyeri sehingga klien merasa nyaman
4)     Memberikan kompres hangat pada daerah yang terasa nyeri dan Menganjurkan untuk meminum air hangat
Rasional :Kompres hangat dapat meningkatkan vasodilatasi pembuluh darah
5)     Massage daerah pinggang untuk mengurangi nyeri
Rasional :Untuk mengurangi impuls nyeri melalui medulla spinalis sehingga nyeri yang dirasakan berkurang.
6)     Ciptakan lingkungan terapiutik yang nyaman
Rasional :Lingkungan terapeutik yang tenang dan nyaman dapat mengurangi stress sehingga hormone cortisol tidak disekresikan yang mana jika cortisol tersekresi maka akan meningkatkannyeri
7)     Melaksanakn program terapi : Analgetik dan antibiotic
Rasional :Analgetik dapat mengurangi nyeri dan antibiotic mengurangi dan menghilangkan factor penyebab
  1. Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan akibat adanya infeksi .
Tujuan :
1)     Suhu tubuh pasien normal ( 36 – 37 c)
2)     Pasien tenang
Intervensi dan Rasional :
1)     Memonitor tanda – tanda vital
Rasional :Untuk mengetahui tindakan selanjutnya
2)     Beri penjelasan tentang penyebab peningkatan suhu tubuh
Rasional :Penjelasan tentang penyebab rasa nyeri dapat memberikan informasi positif kepada klien dan keluarga sehingga dapat menurunkan kecemasan dan turut aktif dalam tindakan pengobatan
3)     Kaji peningkatan suhu tubuh melalui pemeriksaan laboratorium
Rasional :Untuk mengetahui factor penyebab peningkatan suhu tubuh dan untuk menetapkan program terapi selanjutnya
4)     Beri pasien banyak minum 3 -4 liter sehari, tidak ada kontra indikasi
Rasional :Minum bayak akan merangsang peningkatan sekresi urin sehingga pada saat BAK bakteri akan terbawa oleh urin.
5)     Lakukan kompres dingin atau hangan pada tubuh sampai suhu normal
Rasional   :Kompres hangat dapat meningkatkan vasodilatasi pembuluh darah sedangkan kompres dingin meningkatkan vasokontriksi pembuluh darah.
6)     Melaksanakan program terapi : Penatalaksanaan antipiretik sesuai indikasi
Rasional :Antipiretik menurunkan demam
7)     Monitor intake dan output cairan
Rasional :Intake dan out put yang kurang dapat merangsang perkembangan bakteri dalam vesica urinaria
  1. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya sehubungan dengan kuranganya onformasi yang ditandai dengan sering bertanya –tanya
Tujuan :
1)  Pengetahuan pasien tentang penyakitnya meningkat
Intervensi dan Rasional :
1)     Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit yang di derita
Rasional   :Untuk mengetahui kesiapan pasien dan keluarga serta untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit yang diderita
2)     Jelaskan secara singkat tentang penyakit,perawatan dan pengobatan
Rasional :Untuk menambah pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit, perawatan dan pengobatan sehingga dapat berpartisipasi dalam pengobatan
  1. Potensial terjadinya infeksi sekunder sehubungan dengan keluarnya cairan terus menerus dari kemaluan
Tujuan :
1)     Tidak terjadi infeksi sekunder
2)     Tidak ditemukan tanda – tanda radang
Intervensi dan Rasional :
1)     Kaji tanda – tanda radang
Rasional   :Untuk mengetahu adanya infeksi serta mempermudah dalam pemberian tindakan selanjutnya
2)     Monitor suhu tubuh
Rasional :Infeksi dapat menunjukan peningkatan suhu tubuh

3)     Beri penjelasan tentang kebersihan diri / genetalia
Rasional   :Mencegah penyebaran infeksi dan perkembangan debris bakteri
4)     Bekerjalah dengan prinsip aseptic dan antiseptic
Rasional :Untuk mencegah terjadinya infeksi nasokomial
5)     Laksanakan program pengobatan
Rasional :Untuk mengurangi penyebaran kuman penyakit
  1. Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari – hari ( nutrisi, eliminasi, personal hygiene ) sehubungan dengan pasien harus tirah baring
Tujuan :
1)     Kebutuhan sehari – hari (nutrisi, eliminasi, personal hygiene baik, bab dan bak) terpenuhi
Intervensi dan Rasional :
1)     Kaji tingkat kemampuan pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari – hari
Rasional :Untuk memaksimalkan pemberian bantuan kepada pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
2)     Kaji jenis kebutuhan yang diperlukan pasien
Rasional :Untuk membantu pemenuhan kebutuhan yang diperlukan klien
3)     Bantu pasien dalam pemenuhan kebutuhannya lancer
Rasional   :Untuk memberikan rasa nyaman dan meningkatkan perhatian kepada klien sehingga klien merasa nyaman
4)     Jelaskan pada pasien mengenai tujuan tirah baring
Rasional :Untuk mengurangi kontraksi kandung kemih sehingga dapat meningkatkan nyeri
5)     Ajarkan mobilisasi fisik fasif ditempat tidur
Rasional :Meningkatkan sirkulasi tubuh dan meningkatkan rasa nyaman
  1. Gangguan istrahat tidur sehubungan dengan nyeri yang hebat.
Tujuan :
1)  Kebutuhan istrahat tidur terpenuhi
Intervensi dan Rasional :
1)     Kaji waktu dan lamanya tidur
Rasional :Mengetahui jumlah kebutuhan tidur klien sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh
2)     Kaji kebiasaan tidur pasien
Rasinal     :Dapat membantu klien dalam pemenuhan kebutuhan tidur pasien
3)     Ciptakan lingkungan yang tenang
Rasional :Meningkatkan istirahat pasien
4)     Jelaskan pentingnya istrahat dan tidur bagi kesehatan
Rasional   :Untuk menambah pegetahuan klien mengenai penyakit dan berpartisipasi dalm tindakan pengobatan
5)     Anjurkan pasien untuk tidur pada saat – saat yang tenang
Rasional :Mengurangi gangguan pada saat tidur, sehingga kebutuhan tidur terpenuhi
  1. Perubahan pola eliminasi urine ; disuria, sehubungan dengan adanya akibat peradangan .
Tujuan :
1)  Pola eliminasi urine kembali normal
2)  Keluhan bak tidak ada lagi
Intervensi dan Rasional :
1)     Kaji keluhan buang air kacil
Rasional   :Untuk mengetahui masalah eliminasi dan menentukan tindakan yang tepat
2)     Jelaskan penyebab perubahan pola eliminasi
Rasional   :Mengurangi kecemasan klien
3)     Anjurkan pasien untuk minum cukup bila tidak ada kontra indikasi
Rasional :Untuk rehidrasi cairan dan untuk pengeluaran bakteri dan mikroorganisme lainnya
4)     Kosongkan kandung kemih tiap 2-3 jam
Rasional   :Mencegah perkembangan bakteri
5)     Tampung urine 24 jam untuk pemeriksaan dan kaji pengeluaran urine ( jmulah, waran, bau)
Rasional   :Untuk mengetahui agen penyebab gangguan ISK
6)     Observasi sedini mungkun tanda-tanda gagal ginjal
Rasional   :Mencegah terjadinya komplikasi

  1. 4.      Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan ketrampilan interpersonal, intelektual dan tehnikal.

  1. 5.      Evaluasi Keperawatan
Evaluasi didasarkan pada rencana yang telah di laksanakan dalam upaya memodifikasi tindakan selanjutnya, berdasrkan tujuan umum dan tujuan khusus.
Evaluasi merupakan kegiatan yang membendingkan antara hasil implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil sebahagian, perlu disusun rencana keparawatan yang baru. Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang operasional dengan pengertian adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara subjektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi keparawatan. O adalah keadaan objektif yang dapat didefinisikan oleh perawat menggunakan pengamatan atau pengamatan yang objektif setelah implementasi keperawatan. A merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objekstif keluarga yang dibandingkan dengan criteria dan standar yang telah ditentukan mengacu pada pada tujuan pada rencana keperawatan keluarga. P adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
  1. 6.      Catatan Perkembangan
Pada tahap ini ada dua evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat, yaitu evaluasi formatif yang bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan secara kontrak. Dan pada tahapan catatan perkembangan dilakukan secara evaluasi sumatif yang bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosis keperawatan apakah rencana diteruskan, diteruskan sebahagian, diteruskan dengan perubahan intervensi, atau dihentikan.



BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN

No Rekaman Medik     :070114             Tanggal Masuk RS :25/07/ 2012
Diagnose Medis           : ISK                  Tanggal Pengkajian :25/07/ 2012
A. Pengkajian
  1. Data Umum
  2. Identitas klien
Nama                    :    Tn. H
Umur                     :    57 thn
Jenis kelamin      :    Laki-laki
Agama                  :    Islam
Suku/bangsa       :    Bugis/Indonesia
Pekerjaan            :    Tani
Pendidikan          :    SD
Alamat                  :    Desa Bilo
  1. Identitas penangggung jawab
Nama                    :    Tn.A
Umur                     :    30 thn
Jenis kelamin      :    Laki-Laki
Agama                  :    islam

Pendidikan          :    SD
Pekerjaan            :    Tani
Alamat                  :    Desa Bilo
Hub.dengan klien:   Anak
  1. 2.    Riwayat Keperawatan
  2. Riwayat kesehatan
1)  Keluhan utama    :     Nyeri pada daerah perut bagian bawah
2)  Riwayar keluhan utama
Klien masuk rumah sakit pada tanggal 27 juli 2011 pukul 16.00 dengan keluhan nyeri pada daerah perut bawah. Dirasakan seperti tertusuk-tusuk jarum, susah untuk BAK. Klien mengatakan bahwa klien sebelum di bawah ke Rumah Sakit, klien di rawat di Puskesmas Bilo selama satu minggu, oleh karena tidak ada perubahan sehingga klien di rujuk ke Rumah Sakit keluhan ini dirasakan sejak 2 hari yang lalu sebelum klien di rawat di Puskesmas Bilo. Klien  juga mengatakan bahwa klien pernah mminum obat yang dijual di warung dan apotik, namun setelah minum obat tersebut klien merasakan tidak ada perubahan sehingga keluarga klien membawah klien ke Puskesmas Bilo.


3)  Keluhan saat dikaji :
Klien mengatakan susah saat BAK dialami sejak 2 hari yang lalu sebelum klien masuk Rumah Sakit. Sering BAK tapi sedikit-sedikit, BAK berdarah ± 1 minggu yang lalu. Nyeri perut bagian bawah tembus ke bagian belakang, nyeri terus menerus, dengan skala nyeri 9, saat dikaji klien menangis dan meringis kesakitan, memegang perut bagian bawah. Klien menanyakan tentang penyakit yang dideritanya, oleh karena klien sudah tidak tahan dengan nyeri yang dirasakannya dan pada saat palpasi dirasakan adanya akumulasi cairan pada vesica urinarian, vesiva urinaria teraba keras. klien nampak  gelisah klien dan keluarga menanyakan tentang penyakitnya, klien tegang serta klien menanyakan sudah pernah berobat tetapi tidak ada perubahan.
4)  Riwayat kesehatan masa lalu
Klien mengatakan sebelumnya pernah mengalami penyakit seperti yang diderita saat ini tapi hanya berobat ke Puskesmas tetapi belum pernah di rawat di Rumah Sakit.


5)  Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien
6)  Riwayat alergi
Klien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
  1. Data Demografi
Genogram 3 generasi





Ket:                   = laki-laki
= perempuan
= penderita
=bersaudara
– – – – -= tinggal serumah
x      = meninggal

Gambar 1 : Genogram Tiga Generasi
  1. Pola fungsi kesehatan

Table 3.1 : Tabel Pola fungsi kesehatan
No
Kegiatan
Di rumah
Dirumah sakit
1






2




3













4





5


Nutrisi
-Pola makan
-frekuensi
-nafsu makan
-makanan kesukaan
-makanan pantangan

Cairan ( minum )
Frekuensi
volume
minuman yang disukai

Eliminasi
  1. BAB
Frekuensi
Konsisten
Warna
bau
  1. BAK
Frekuensi


Warna

Bau

Personal hygiene
Mandi
Cuci rambut
Memotong kuku
Penampilan

Pola istrahat tidur
Tidur siang
Tidur malam


Nasi,sayur, ikan
3 x 1 sehari
Baik
Nasi putih
Tidak ada


Setiap haus
7 – 8 gelas/ hari
Air putih



2 x sehari
Lunak
Kuning
Khas makanan

3 – 4 x sehari


Kuning

Pesing


2 x sehari
1 minggu 3x
1 kali seminggu
Cukup bersih


13.00 – 15.00
21.00 – 05.00


Bubur,sayur, ikan
2 x 1 sehari
Baik
Nasi putih
Tidak ada


Setiap haus
5 – 6 gelas/hari
Air putih




Sedikit tapi sering dan nyeri pada saat BAK
Kuning campur darah
Pesing


Hanya dilap
Tidak perna
Tidak perna
Kusut. Tidak rapi


11.00 -12.00
21.0   -24.00


  1. Pemeriksaan fisik dan Diagnostik

Keadaan umum             : Lemah
Tingkat kesadaran        : Composmentis
Vital sign                          :TD : 130 / 60 mmHg, ND : 88 x/mnt, SB  : 37,5oc, RR :  20 x/mnt
  1. 3.     Pemeriksaan head to toe
    1. System integument
Inspeksi              Keadan kulit kering,kulit tidak bersisik,dan tidak ada lesi
Palpasi               Tidak teraba adanya nyeri tekan, tidak teraba adanya     massa/benjolan
  1. Kepala dan rambut
Inspeksi               Bentuk kepala branchiosepalus,warna rambut putih, kotora, tidak ada benjolan,penyebaran rambut merata, tidak teraba lesi.
Palpasi               Tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada benjolan
  1. Wajah
Inspeksi               Bentuk wajah oval,simetris kiri dan kanan,tidak ada edema, wajah meringis pada saat dilakukan palpasi di bagian abdomen, klen gelisah dan tegang
Palpasi                Tidak terba adanya nyeri tekan,tidak teraba adanya massa atau benjolan.
  1. Mata
Inspeksi              Mata kiri dan kana simetris,gerak bola mata normal,konjungtiva tidak anemis
Palpasi               Tidak ada nyeri tekan,tidak teraba adanya massa
  1. Telinga
Inspeksi              Bentuk  telinga kira dan kanan simetris,tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik, bersih
Palpasi               Tidak teraba adanya nyeri tekan,tidak teraba adanya massa atau benjolan
  1. Hidung
Inspeksi              Hidung simetris kira dan kanan, tidak ada peradangan, fungsi penciuman baik, septum deviasi (-), pasase udara kuat
Palpasi               Tidak ada nyeri tekan pada sinus
  1. Mulut dan tenggorokan
Inspeksi              Mukosa bibir kering dan kotor,warna lidah merah, tidak ada peradangan pada gusi, terdapat banyak karang gigi
Palpasi               Tidak teraba adanya massa,tidak teraba nyeri tekan
  1. Leher
Inspeksi              Tidak ada pembengkakan pada vena jungularis, tidak ada pembesaran kelenjar  tiroid
Palpasi               Tidak teraba nyeri tekan,teraba denyut nadi arteri carotis
  1. Dada
Inspeksi      Bentuk dada simetri kiri dan kanan,tidak ada pembesaran     pada dinding dada,tidak ada lesi,frekuensi pernapasan teratur 20 x /mnt.
Palpasi               Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya benjolan
Auskultasi          Tidak ada suara tambahan
Perkusi  tidak terdengar adanya suara pekak
  1. Jantung
Inspeksi           Tidak ada pembesaran pada jantung,tidak ada lesi
Palpasi             Tidak teraba adanya nyeri tekan atau benjolan
Perkusi             Tidak terdengar suara pekak
Auskultasi        BJ 1 terdengar di ICS 5 dan 6,BJ 2 terdengar di ICS 2dan3

  1. Abdomen
Inspeksi           Bentuk permukaan abdomen datar,tidak ada lesi
Palpasi             Teraba nyeri tekan dengan skala 9, nyeri yang dirasakan seprti tertusuk-tusuk jarum di daerah supra pubis tembus kebagian belakang, teraba adanya cairan divesica urinaria, tidak ada lesi
Auskultasi        Peristaltic usus terdengar 12x/mnt
  1. Ekstermitas
Superior
Inspeksi           Kulit kering, tangan kiri terpasang infuse RL 28tts/tpm,tidak ada lesi, tangan kana memegang abdomen yang sakit
Palpasi             Tidak ada nyeri tekan,kekuatan oto skala 5 yaitu dapat melakukan gerakan kesegala arah
Inferior
Inspeksi           Simetris kiri dan kanan,kulit kering,tidak ada lesi
Palpasi             Kekuatan tonus otot skala 5,yaitu dapat melakukan gerakan kesegala arah


  1. 4.     Pemeriksaan Diagnostik :
Table 3.2 :Pemeriksaan laboratorium Ny. A Di Ruang Teratai Interna RSUD Mokopido Tolitoli Tanggal 28 Juli  2012
Jenis pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai normal
WBC
8,3 H
103/ml
5,0 – 10,0
RBC
3,95
106/ml
4,00 – 5,50
HGB
13,1 H
g/dl
12,0 – 15,0
HCT
38,3
%
40,0 – 48,0
MCV
37,0 H
Fl
80,0 – 95,0
MCH
33,2 H
p/g
25,0 – 34,0
MCHC
34,2
g/dl
32,0 – 36,0
PLT
2,2
103/ml
150 – 400

(%)
(103/ml)
(%)
Ly
F2
2,5
11,0 – 49,0
MO
F2
0,6
0,0 – 9,0
GR
F4
10,8
42,0 – 85,0
RDW
12,2
%
10,0 – 16,5
PCT
%
0,10 – 1,00
MPV
4,5
PL
5,0 – 10,0
PDW
H
%
12,0 – 18,0

  1. 5.     Data pengobatan
Tanggal 26 – 28 Juli  2012
RL 28 tetes/menit
Cotrimokcacol  2 x 2
Asam Mefenamat  3 x 1




  1. 6.  Klasifikasi Data
    1. Data Subjektif :
1)     Klien mengatakan sakit di perut bagian bawah
2)     Klien mengatakan nyerinya seperti tertusuk-tusuk dan tembus kebagian belakang
3)     Klien mengatakan skala nyeri 9
4)     Klien mengatakan jika BAK terasa nyeri dirasakan sejak satu minggu yang lalu
5)     Klien mengatakan 2 hari sebelum masuk RS pada saat klien BAK keluar darah campur urin
6)     Klien dan keluarga menanyakan penyakit yang diderita
7)     Klien mengatakan sudah pernah berobat tetapi tidak ada perubahan
  1. Data Objektif :
1)     Klien meringis
2)     Klien memegang bagian bawah perut yang sakit
3)     Klien lemah
4)     Klien  gelisah
5)     Klien tegang
6)     Klien tegang : sulit tidur & melakukan aktivitas lainnya
7)     Pada palpasi daerah abdomen : Teraba adanya akulumulasi cairan di bagian vesica urinaria
8)     Pemeriksaan laboratorium tanggal 26 Juli  2012 : HCT = 38,3%; MPV = 4,5 PL, PLT = 2,2 103/ml, WBC=8,3 103/ml, RBC=3,95 106/ml, HGB=13,1 g/dl, HCT = 38,3, MCV = 37,0 FI, MCH d/g, MCHC= 34,2 gr/dl, PLT=2,2 103/ml
9)     Observasi vital sign :TD    = 130 / 60 mmHg, ND     = 88 x/mnt, RR     =  20 x/mnt, S       = 37oc
10)  Hematuri (+)

  1. 7.      Analisa Data  

Tabel 3. 3 :Analisa Data Keperawatan Tanggal 26 Juli 2012 Pada  Tn.H Di Ruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli
Tgl/Jam
Pengelompokan Data
Etiologi
Problem
1
2
3
4
26/07/2012
09.00
1. Data Subjektif
a. klien mengatakan sakit di perut bagian bawah
b.Klien mengatakan nyerinya seperti tertusuk-tusuk dan tembus kebagian belakang
c.Klien mengatakan skala nyeri 9

2. Data Objektif
a.Klien meringis
b.Klien memegang bagian bawah perut yang sakit
c.Klien lemah
d.Klien tegang : sulit tidur & melakukan aktivitas lainnya
d.Pada palpasi daerah abdomen : Teraba adanya akulumulasi cairan di bagian vesica urinaria
e.Pemeriksaan laboratorium tanggal 26 Juli  2012 : HCT = 38,3%; MPV = 4,5 PL, PLT = 2,2 103/ml, HCT=
e. Observasi vital sign :
TD    = 130 / 60 mmHg
ND   = 88 x/mnt
RR   = 20 x/mnt
SB    = 37oc
Peradangan
Nyeri  pada daerah uterus dan sekitarnya
26/07/2012
09.10
1. Data Subjektif :
a.Klien mengatakan jika BAK terasa nyeri dirasakan sejak satu minggu yang lalu
b.Klien mengatakan 2 hari sebelum masuk RS pada saat klien BAK keluar darah campur urin

2. Data Objektif :
a. Hematuri (+)
b.Pada palpasi daerah abdomen : Teraba adanya akulumulasi cairan di bagian vesica urinaria
Peradangan
Perubahan pola eliminasi urine disuria & hematuria
26/07/2012
09.20
1. Data Subjektif :
a. klien mengatakan jika minggu BAK  terasa nyeri di rasakan sejak  satu yang lalu.
b. Klien mengatakan 2     hari sebelum masuk RS pada saat klien BAK keluar
c.Klien mengatakan             sakit perut bagian        darah campur urin bawah.
2.Data Objektif :
  1. Hematuria
  2. Pada palpasi daerah abdomen : Teraba adanya akulumulasi cairan di bagian vesica urinaria
  3. Klien meringis
  4. Pemeriksaan laboratorium tanggal 26 Juli  2012 : HCT = 38,3%; MPV = 4,5 PL, PLT = 2,2 103/ml, WBC=8,3 103/ml, RBC=3,95 106/ml, HGB=13,1 g/dl, HCT = 38,3, MCV = 37,0 FI, MCH d/g, MCHC= 34,2 gr/dl, PLT=2,2 103/ml
  5. Observasi vital sign :
ND     = 88 x/mnt
RR     =  20 x/mnt
S        = 37oc
Penggunaan kateter dalam waktu yang lama & keluarnya cairan terus menerus dari kemaluan


Resiko tinggi terjadinya infeksi sekunder
26/07/2012
09.20
  1. Data Subjektif :
    1. Klien dan keluarga menanyakan penyakit yang diderita
    2. Klien mengatakan sudah pernah berobat tetapi tidak ada perubahan
    3. Data Objektif
      1. Klien nampak  gelisah
      2. Klien tegang
kuranganya onformasi
Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya

  1. 8.     Diagnosa Keperawatan Prioritas

Setelah melakukan analisis terhadap data subjektif dan data objektif, dan dampak masalah keperawatan klien terhadap kesehatan pasien, maka penulis melakukan prioritas terhadap masalah actual dan mengancam kehidupan klien serta masalah yang nanti akan mengancam  kesehatan klien (resiko tinggi).
Adapun susunan diagnose prioritas tersebut adalah sebagai berikut :

1

2

3

4

Nyeri  pada daerah uterus dan sekitarnya berhubungan dengan Inflamasi.
Perubahan pola eliminasi urine disuria & hematuria berhubungan dengan Inflamasi
Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya berhubungan dengan kuranganya onformasi
Resiko tinggi terjadinya infeksi sekunder berhubungan dengan Penggunaan kateter dalam waktu yang lama & keluarnya cairan terus menerus dari kemaluan

  1. 9.     Rencana Tindakan
Tabel 3.5 : Rencana Tindakan Pada Tn. H,Tanggal 26 Juli 2012 di Ruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli
Diagnose Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1
2
3
4
Nyeri  pada daerah uterus dan sekitarnya berhubungan dengan Inflamasi.
.
.

Rasa nyaman pasien meningkat ditandai dengan :
Rasa nyeri berkurang
  1. Pasien tenang
  2. Ekspresi wajah cerah
  3. Pasien dapat menyebutkan penyebab dan cara mengatasi nyeri
  4. Nilai laboratorium normal :
    1. a.  HCT = 80,0 – 95,0%
b. MPV = 5,0 – 10,0 PL
c. PLT = 150 – 400 103/ml
  1. Observasi vital sign :
    1. TD = 110 / 90 mmHg
    2. ND = 80 x/mnt
    3. RR     =  16 x/mnt
    4. SB     = 36oc
    5. Beri penjelasan tentang penyebab rasa nyeri.













  1. Mengatur posisi tidur yang menyenangkan




  1. Mengajarkan cara mengurangi rasa nyeri (relaksasi ) dan memberikan kegiatan positif.




  1. Memberikan kompres hangat pada daerah yang terasa nyeri dan Menganjurkan untuk meminum air hangat
  2. Massage daerah pinggang untuk mengurangi nyeri





  1. Ciptakan lingkungan terapiutik yang nyaman














  1. Melaksanakn program terapi : Analgetik dan antibiotic:
  2. Asam mefenamat 3 x 1
b. Cotrimokcacol 2 x 3
  1. Penjelasan tentang penyebab rasa nyeri dapat memberikan informasi positif kepada klien dan keluarga sehingga dapat menurunkan kecemasan dan turut aktif dalam tindakan pengobatan
  2. Akan mengurangi nyeri dan meningkatkan keinginan tidur pasien.
  3. Tehnik relaksasi dapat megalihkan perhatian pasien dari perasaan nyeri sehingga klien merasa nyaman
  4.  Kompres hangat dapat meningkatkan vasodilatasi pembuluh darah

  1. Untuk mengurangi impuls nyeri melalui medulla spinalis sehingga nyeri yang dirasakan berkurang.
  2. Lingkungan terapeutik yang tenang dan nyaman dapat mengurangi stress sehingga hormone cortisol tidak disekresikan yang mana jika cortisol tersekresi maka akan meningkatkannyeri
  3. Analgetik dapat mengurangi nyeri dan antibiotic mengurangi dan menghilangkan factor penyebab


Perubahan pola eliminasi urine disuria & hematuria berhubungan dengan Inflamasi

Pola eliminasi urine kembali normal, dengan criteria :
  1. Disuria (-)
  2. Hematuria (-)
  3. Pada palpasi daerah abdomen : Tidak teraba adanya akulumulasi cairan di bagian vesica urinaria
  4. Frekuensi BAK 4 – 5 kali sehari
  5. Nilai laboratorium normal :
    1. HCT = 80,0 – 95,0%
    2. MPV = 5,0 – 10,0 PL
    3. PLT = 150 – 400 103/ml

  1. Kaji keluhan buang air kacil






  1. Jelaskan penyebab perubahan pola eliminasi


  1. Anjurkan pasien untuk minum cukup bila tidak ada kontra indikasi





  1. Kosongkan kandung kemih tiap 2-3 jam


  1. Tampung urine 24 jam untuk pemeriksaan dan kaji pengeluaran urine ( jmulah, waran, bau)


  1. Observasi sedini mungkun tanda-tanda gagal ginjal
  2. Untuk mengetahui masalah eliminasi dan menentukan tindakan yang tepat
  3. Mengurangi kecemasan klien

  1. Untuk rehidrasi cairan dan untuk pengeluaran bakteri dan mikroorganisme lainnya
  2. Mencegah perkembangan bakteri
  3. Untuk mengetahui agen penyebab gangguan ISK

  1. Mencegah terjadinya komplikasi
Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya berhubungan dengan kuranganya onformasi

Kurang pengetahuan  teratasi dengan criteria :
  1. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit
  2. Melakukan perilaku/perubahan pola hidup untuk memperbaiki kesehatan umum
  3. Mengidentifikasi gejala yang memerlukan evaluasi/intervensi.
  4. Menerima perawatan kesehatan adekuat.

  1. Kaji kemampuan belajar pasien misalnya : tingkat kecemasan, perhatian, kelelahan, tingkat partisipasi, lingkungan belajar, tingkat pengetahuan, media, orang yang dipercaya.




  1. Jelaskan penatalsanaan obat : dosis, frekuensi, tindakan dan perlunya terapi dalam jangka waktu lama.




  1. Anjurkan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam proses pemberian informasi yang actual bagi kien








  1. Review pengetahuan pasien & keluarga tentang penyakit ISK.
  2. Kemampuan belajar berkaitan dengan keadaan emosi dan kesiapan fisik, keberhasilan tergantung pada kemampuan pasien.

  1. Meningkatkan partisipasi pasien mematuhi aturan terapi dan  perawatan yang sedang dijalani

  1. Untuk mengurangi kecemasan klien & meningkatkan partisipasi klien & keluarga dalam tindakan pengobatan

  1. Pengetahuan yang cukup dapat membantu pasien dalam tindakan pengobatan serta meningkatkan kesehatan klien
Resiko tinggi terjadinya infeksi sekunder berhubungan dengan Penggunaan kateter dalam waktu yang lama & keluarnya cairan terus menerus dari kemaluanTidak terjadi infeksi sekunder dengan criteria :
  1. Tidak ditemukan tanda – tanda radang
  2. Tanda vital stabil
    1. TD = 110 / 90 mmHg
    2. ND = 80 x/mnt
    3. RR =  16 x/mnt
    4. S    = 36oc
    5. Nilai laboratorium normal :
      1. HCT = 80,0 – 95,0%
      2. MPV = 5,0 – 10,0 PL
      3. WBC=5,0 – 10,0 103/m
      4. RBC=4,00 – 5,50 106/ml
      5. HGB=12,0 – 15,0 g/dl
      6. HCT = 40,0 – 48,0
      7. MCV = 80,0 – 95,0FI
      8. MCH = 25,0 – 34,0 d/g
      9. MCHC= 32,0 – 36,0 gr/dl,
      10. PLT=150 – 400 103/ml
      11. Kaji tanda – tanda radang








  1. Monitor suhu tubuh




  1. Beri penjelasan tentang kebersihan diri / genetalia




  1. Bekerjalah dengan prinsip aseptic dan antiseptic



  1. Laksanakan program pengobatan : Antibiotik Kotrimokcacol 2 x 3


  1. Untuk mengetahu adanya infeksi serta mempermudah dalam pemberian tindakan selanjutnya
  2. Infeksi dapat menunjukan peningkatan suhu tubuh
  3. Mencegah penyebaran infeksi dan perkembangan debris bakteri
  4. Untuk mencegah terjadinya infeksi nasokomial
  5. Untuk mengurangi penyebaran kuman penyakit

  1. 10.   mplementasi
Tabel 3.6 : Implementasi Keperawatan Tn.M tanggal 26 Juli  2012 di Ruang Teratai Interna RSUD Mokopido Tolitoli
No Dx
Diagnose Keperawatan
Tgl/Jam
Tindakan
1
2
3
4
1
Nyeri  pada daerah uterus dan sekitarnya berhubungan dengan Inflamasi.

26/07/2012
09.00 – 09.15 wita
09,15 – 09.17 wita
09,17 – 10.00 wita

10,00 – 11.00 wita

11.00 – 11. 30 wita
11.30 – 11.35 wita

12.00 – 12.15 wita
  1. Menjelasan tentang penyebab rasa nyeri.

  1. Mengatur posisi tidur yang menyenangkan : posisi semi fowler
  2. Mengajarkan cara mengurangi rasa nyeri (relaksasi ) dengan: Tarik nafas dalam 3 kali kemudian dihembuskan secara langsung
  3. Memberikan kompres hangat pada daerah yang terasa nyeri dan menganjurkan untuk meminum air hangat
  4. Melakukan massage daerah pinggang untuk mengurangi nyeri
  5. Menciptakan  lingkungan terapiutik yang nyaman dengan cara : Membatasi pengunjung & mengurangi kebisingan
  6. Memberikan obat asam mefenamat 1 tab dan cotrimokcacol 2 tab.
2
Perubahan pola eliminasi urine disuria & hematuria berhubungan dengan Inflamasi

26/07/12
09.00 – 09.15 wita
09,15 – 09.17 wita
09,17 – 10.00 wita
10,00 – 11.00 wita
14.00 wita
  1. Mengkaji keluhan buang air kacil : Klien mengeluh disuria & hematuria

  1. Menjelaskan penyebab perubahan pola eliminasi
  2. Menganjurkan pasien untuk minum cukup bila tidak ada kontra indikasi
  3. Mengosongkan kandung kemih tiap 2-3 jam
  4. Menampung urine 24 jam untuk pemeriksaan dan kaji pengeluaran urine ( jmulah, waran, bau) : 250 cc urine tamping, warna kemerahan, bau pesing
3
Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya berhubungan dengan kuranganya onformasi

26/07/12
09.00 – 09.15 wita
09,15 – 09.17 wita
09,17 – 10.00 wita
10,00 – 11.00 wita
  1. Mengkaji kemampuan belajar pasien misalnya : tingkat kecemasan : Kecemasan ringan, perhatian : Klien perhatian terhadap lingkungan & terhadap penyakitnya, kelelahan (+), tingkat partisipasi : Klien & keluarga bertnya kepada perawat tentang penyakit yang di derita, lingkungan belajar : tenang, tingkat pengetahuan : Cukup, media : (-), orang yang dipercaya : Keluarga/ anak & suami klien.
  2. Menjelaskan  penatalaksanaan obat : dosis, frekuensi, tindakan dan perlunya terapi dalam jangka waktu lama.
  3. Menganjurkan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam proses pemberian informasi yang actual bagi kien
  4. Mereview  pengetahuan pasien & keluarga tentang penyakit ISK.
4
Resiko tinggi terjadinya infeksi sekunder berhubungan dengan Penggunaan kateter dalam waktu yang lama & keluarnya cairan terus menerus dari kemaluan
26/07/12
09.00 – 09.15 wita

09,15 – 09.17 wita
09,17 – 10.00 wita

10,00 – 11.00 wita

12.00 – 12.15 wita
  1. Mengkaji tanda – tanda radang : Color, Dolor, Rubor, Tumor & Fungsio laesa

  1. Memonitoring suhu tubuh : 360 C

  1. Memberi penjelasan tentang kebersihan diri / genetalia

  1. Memberikan tindakan dengan prinsip aseptic dan antiseptic : Menggunakan heandscoen dalam membersihkan kateter, bethadin dan alat-alat yang steril lainnya

  1. Laksanakan program pengobatan :Antibiotik Kotrimocacol


  1. 11.      Evaluasi Keperawatan
Tabel 3.7 : Evaluasi Keperawatan Tn.M Tanggal 26 Juli  2012 di Ruang Rawat Teratai Interna RSUD Mokopido Tolitoli
No Dx
Diagnose Keperawatan
Tgl/Jam
Evaluasi
1
2
3
4
1
Nyeri  pada daerah uterus dan sekitarnya berhubungan dengan Inflamasi.

26/07/2012
09.00 wita

S :
  1. klien mengatakan sakit di perut bagian bawah
  2. Klien mengatakan nyerinya seperti tertusuk-tusuk dan tembus kebagian belakang
  3. Klien mengatakan skala nyeri 9
O :
  1. Klien meringis
  2. Klien memegang bagian bawah perut yang sakit
  3. Klien lemah
  4. Klien tegang : sulit tidur & melakukan aktivitas lainnya
  5. Pada palpasi daerah abdomen : Teraba adanya akulumulasi cairan di bagian vesica urinaria
  6. Pemeriksaan laboratorium tanggal 26 Juli  2012 : HCT = 38,3%; MPV = 4,5 PL, PLT = 2,2 103/ml.
  7. Observasi vital sign :TD    = 130 / 60 mmHg, ND     = 88 x/mnt, RR     =  20 x/mnt, S       = 37oc
A :
Nyeri  pada daerah uterus dan sekitarnya
P :
  1. Beri penjelasan tentang penyebab rasa nyeri.
  2. Mengatur posisi tidur yang menyenangkan
  3. Mengajarkan cara mengurangi rasa nyeri (relaksasi ) dan memberikan kegiatan positif.
  4. Memberikan kompres hangat pada daerah yang terasa nyeri dan Menganjurkan untuk meminum air hangat
  5. Massage daerah pinggang untuk mengurangi nyeri
  6. Ciptakan lingkungan terapiutik yang nyaman
  7. Melaksanakn program terapi : Analgetik dan antibiotic:Asam mefenamat 3 x 1, Antibiotik Kotrimoksasol 2×2
2
Resiko tinggi pola eliminasi urine disuria & hematuria berhubungan dengan Inflamasi

26/07/12
09.0   wita
S :
  1. Klien mengatakan jika BAK terasa nyeri dirasakan sejak satu minggu yang lalu
  2. Klien mengatakan 2 hari sebelum masuk RS pada saat klien BAK keluar darah campur urin
O :
  1. Hematuri (+)
  2. Pada palpasi daerah abdomen : Teraba adanya akulumulasi cairan di bagian vesica urinaria
A :
Perubahan pola eliminasi urine disuria & hematuria
P :
  1. Kaji keluhan buang air kacil
  2. Jelaskan penyebab perubahan pola eliminasi
  3. Anjurkan pasien untuk minum cukup bila tidak ada kontra indikasi
  4. Kosongkan kandung kemih tiap 2-3 jam
  5. Tampung urine 24 jam untuk pemeriksaan dan kaji pengeluaran urine ( jmulah, waran, bau)
  6. Observasi sedini mungkun tanda-tanda gagal ginjal
3
Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya berhubungan dengan kuranganya onformasi

26/07/12
09.20 – 10.00 Wita
S :
  1. Klien dan keluarga menanyakan penyakit yang diderita
b. Klien mengatakan sudah pernah berobat tetapi tidak ada perubahan
O :
  1. Klien nampak  gelisah
  2. Klien menanyakan tentang penyakitnya
  3. Klien tegang
A :
Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya
P :
  1. Kaji kemampuan belajar pasien misalnya : tingkat kecemasan, perhatian, kelelahan, tingkat partisipasi, lingkungan belajar, tingkat pengetahuan, media, orang yang dipercaya.
  2. Jelaskan penatalsanaan obat : dosis, frekuensi, tindakan dan perlunya terapi dalam jangka waktu lama.
  3. Anjurkan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam proses pemberian informasi yang actual bagi kien
  4. Review pengetahuan pasien & keluarga tentang penyakit ISK.
4
Resiko tinggi terjadinya infeksi sekunder berhubungan dengan Penggunaan kateter dalam waktu yang lama & keluarnya cairan terus menerus dari kemaluan
26/07/12
09.20 – 10.00 Wita
S :
  1. Klien mengatakan jika BAK terasa nyeri di rasakan sejak 1 minggu yang lalu.
2.    Klien mengatakan 2 hari        sebelum masuk RS pada saat BAK keluar darah campur urin.
3. Klien mengatakan sakit perut bagian bawah
O :
  1. Hematuria
  2. Pada palpasi daerah abdomen : Teraba adanya akulumulasi cairan di bagian vesica urinaria
  3. Klien meringis
  4. Pemeriksaan laboratorium tanggal 26 Juli  2012 : HCT = 38,3%; MPV = 4,5 PL, PLT = 2,2 103/ml, WBC=8,3 103/ml, RBC=3,95 106/ml, HGB=13,1 g/dl, HCT = 38,3, MCV = 37,0 FI, MCH d/g, MCHC= 34,2 gr/dl, PLT=2,2 103/ml
  5. Observasi vital sign :ND     = 88 x/mnt, RR     =  20 x/mnt
S        = 37oc
A :
Potensial terjadinya infeksi sekunder
P :
  1. Kaji tanda – tanda radang
  2. Monitor suhu tubuh
  3. Beri penjelasan tentang kebersihan diri / genetalia
  4. Bekerjalah dengan prinsip aseptic dan antiseptic
  5. Laksanakan program pengobatan : Antibiotik Kotrimoksasol 2 x 3.



  1. 12.  Catatan Perkembangan
Tabel 3.8 : Catatan Perkembangan Tn.M Tanggal 26 Juli  2012 di Ruang Rawat Teratai Interna RSUD Mokopido Tolitoli
No Dx
Diagnose Keperawatan
Tgl/Jam
Evaluasi
1
2
3
4
1
Nyeri  pada daerah uterus dan sekitarnya berhubungan dengan Inflamasi.

26/07/2012
10,00 – 11.00 wita

09.00 – 09.15wita
09,15 – 09.17 wita
12.00 – 12.15 wita

S :
  1. Klien mengatakan sakit di perut bagian bawah
  2. Klien mengatakan nyerinya seperti tertusuk-tusuk dan tembus kebagian belakang
  3. Klien mengatakan skala nyeri 9
O :
  1. Klien meringis
  2. Klien memegang bagian bawah perut yang sakit
  3. Klien lemah
  4. Klien tegang : sulit tidur & melakukan aktivitas lainnya
  5. Pada palpasi daerah abdomen : Teraba adanya akulumulasi cairan di bagian vesica urinaria
  6. Pemeriksaan laboratorium tanggal 26 Juli  2012 : HCT = 38,3%; MPV = 4,5 PL, PLT = 2,2 103/ml.
  7. Observasi vital sign :TD    = 130 / 60 mmHg, ND     = 88 x/mnt, RR     =  20 x/mnt, S       = 37oc
A :
Nyeri  pada daerah uterus dan sekitarnya
P :
  1. Beri penjelasan tentang penyebab rasa nyeri.
  2. Mengatur posisi tidur yang menyenangkan
  3. Melaksanakn program terapi : Analgetik dan antibiotic:Asam Mefenamat 3 x 1, Antibiotik Kotrimoksasol 2×3
I :
  1. Menjelasan tentang penyebab rasa nyeri.
  2. Mengatur posisi tidur yang menyenangkan : posisi semi fowler
  3. Memberikan obat asam mefenamat 1 tab, Kotrimokcacol 2 tab
E :
Masalah belum teratasi
R :
  1. Mengajarkan cara mengurangi rasa nyeri (relaksasi ) dengan: Tarik nafas dalam 3 kali kemudian dihembuskan secara langsung
  2. Memberikan kompres hangat pada daerah yang terasa nyeri dan menganjurkan untuk meminum air hangat
  3. Melakukan massage daerah pinggang untuk mengurangi nyeri
  4. Menciptakan  lingkungan terapiutik yang nyaman dengan cara : Membatasi pengunjung & mengurangi kebisingan
  5. Melaksanakn program terapi : Analgetik dan antibiotic:Asam Mefenamat 3 x 1, Antibiotik Kotrimokcacol 2 x 3
2
Perubahan pola eliminasi urine disuria & hematuria berhubungan dengan Inflamasi

26/07/12
10,00 – 11.00 wita








09.00 – 09.15 wita
09,15 – 09.17 wita
14.00 wita

S :
  1. Klien mengatakan jika BAK terasa nyeri dirasakan sejak satu minggu yang lalu
  2. Klien mengatakan 2 hari sebelum masuk RS pada saat klien BAK keluar darah campur urin
O :
  1. Hematuri (+)
  2. Pada palpasi daerah abdomen : Teraba adanya akulumulasi cairan di bagian vesica urinaria
A :
Perubahan pola eliminasi urine disuria & hematuria
P :
  1. Kaji keluhan buang air kacil
  2. Jelaskan penyebab perubahan pola eliminasi
  3. Tampung urine 24 jam untuk pemeriksaan dan kaji pengeluaran urine ( jmulah, waran, bau)
I :
  1. Mengkaji keluhan buang air kacil : Klien mengeluh disuria & hematuria
  2. Menjelaskan penyebab perubahan pola eliminasi
  3. Menampung urine 24 jam untuk pemeriksaan dan kaji pengeluaran urine ( jmulah, waran, bau) : 250 cc urine tamping, warna kemerahan, bau pesing
E :
Masalah belum teratasi
R :
  1. Menganjurkan pasien untuk minum cukup bila tidak ada kontra indikasi
  2. Mengosongkan kandung kemih tiap 2-3 jam
3
Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya berhubungan dengan kuranganya onformasi

26/07/12
10,00 – 11.00 wita
09.00 – 09.15 wita
09,15 – 09.17 wita
09,17 – 10.00 wita
10,00 – 11.00 wita
S :
a. Klien dan keluarga menanyakan penyakit yang diderita
b. Klien mengatakan sudah pernah berobat tetapi tidak ada perubahan
O :
  1. Klien nampak  gelisah
  2. Klien tegang
A :
Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya
P :
  1. Kaji kemampuan belajar pasien misalnya : tingkat kecemasan, perhatian, kelelahan, tingkat partisipasi, lingkungan belajar, tingkat pengetahuan, media, orang yang dipercaya.
  2. Jelaskan penatalsanaan obat : dosis, frekuensi, tindakan dan perlunya terapi dalam jangka waktu lama.
  3. Anjurkan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam proses pemberian informasi yang actual bagi kien
  4. Review pengetahuan pasien & keluarga tentang penyakit ISK.
I :
  1. Mengkaji kemampuan belajar pasien misalnya : tingkat kecemasan : Kecemasan ringan, perhatian : Klien perhatian terhadap lingkungan & terhadap penyakitnya, kelelahan (+), tingkat partisipasi : Klien & keluarga bertnya kepada perawat tentang penyakit yang di derita, lingkungan belajar : tenang, tingkat pengetahuan : Cukup, media : (-), orang yang dipercaya : Keluarga/ anak & suami klien.
  2. Menjelaskan  penatalaksanaan obat : dosis, frekuensi, tindakan dan perlunya terapi dalam jangka waktu lama.
  3. Menganjurkan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam proses pemberian informasi yang actual bagi kien
  4. Mereview  pengetahuan pasien & keluarga tentang penyakit ISK.
E :
Masalah belum teratasi
R :
  1. Anjurkan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam proses pemberian informasi yang actual bagi kien
  2. Review pengetahuan pasien & keluarga tentang penyakit ISK
4
Resiko tinggi terjadinya infeksi sekunder berhubungan dengan Penggunaan kateter dalam waktu yang lama & keluarnya cairan terus menerus dari kemaluan
26/07/12
10,00 – 11.00 wita








09.00 – 09.15wita

09,15 – 09.17 wita
12.00 – 12.15 wita
S :
  1. Klien mengatakan jika BAK terasa nyeri di rasakan sejak 1 minggu yang lalu.
  2. Klien mengatakan sejak 2 hari sebelum masuk RS pada saat klien BAK kelur darah campur urin.
  3. Klien mengatakan sakit perut bagian bawah.

O :
  1. Hematuria
  2. Pada palpasi daerah abdomen : Teraba adanya akulumulasi cairan di bagian vesica urinaria
  3. Klien meringis
  4. Pemeriksaan laboratorium tanggal 26 Juli  2012 : HCT = 38,3%; MPV = 4,5 PL, PLT = 2,2 103/ml, WBC=8,3 103/ml, RBC=3,95 106/ml, HGB=13,1 g/dl, HCT = 38,3, MCV = 37,0 FI, MCH d/g, MCHC= 34,2 gr/dl, PLT=2,2 103/ml
  5. Observasi vital sign :ND     = 88 x/mnt, RR     =  20 x/mnt
S  = 37oc
A :
Potensial terjadinya infeksi sekunder
P :
  1. Kaji tanda – tanda radang
  2. Monitor suhu tubuh
  3. Laksanakan program pengobatan : Antibiotik Kotrimoksasol 2×2.
I :
  1. Mengkaji tanda – tanda radang : Color, Dolor, Rubor, Tumor & fungsio laesa
  2. Memonitoring suhu tubuh : 360C
  3. Memberikan  Kotrimocacol 2 tab
E :
Masalah belum teratasi
R :
  1. Memberi penjelasan tentang kebersihan diri / genetalia
  2. Memberikan tindakan dengan prinsip aseptic dan antiseptic

Tabel 3.8 : Catatan Perkembangan Tn.M Tanggal 26 Juli  2012 di Ruang Teratai Interna Teratai Interna RSUD Mokopido Tolitoli
No Dx
Diagnose Keperawatan
Tgl/Jam
Evaluasi
1
2
3
4
1
Nyeri  pada daerah uterus dan sekitarnya berhubungan dengan Inflamasi.

27/07/2012
10,00 – 11.00 wita












09.00 – 09.15wita
09,15 – 09.17 wita
09,17 – 10.00 wita
12.00 – 12.15 wita

S :
  1. Klien mengatakan sakit di perut bagian bawah
  2. Klien mengatakan nyerinya seperti tertusuk-tusuk dan tembus kebagian belakang
  3. Klien mengatakan skala nyeri 9
O :
  1. Klien meringis
  2. Klien memegang bagian bawah perut yang sakit
  3. Klien lemah
  4. Klien tegang : sulit tidur & melakukan aktivitas lainnya
  5. Pada palpasi daerah abdomen : Teraba adanya akulumulasi cairan di bagian vesica urinaria
  6. Observasi vital sign :TD    = 130 / 60 mmHg, ND     = 88 x/mnt, RR     =  20 x/mnt, S       = 37oc
A :
Nyeri  pada daerah uterus dan sekitarnya
P :
  1. Mengatur posisi tidur yang menyenangkan
  2. Mengajarkan cara mengurangi rasa nyeri (relaksasi ) dan memberikan kegiatan positif.
  3. Memberikan kompres hangat pada daerah yang terasa nyeri dan Menganjurkan untuk meminum air hangat
  4. Melaksanakn program terapi : Analgetik dan antibiotic:Asam Mefenamat 3 x 1, Antibiotik Kotrimoksasol 2×3
I :
  1. Mengatur posisi tidur yang menyenangkan : posisi semi fowler
  2. Mengajarkan cara mengurangi rasa nyeri (relaksasi ) dengan: Tarik nafas dalam 3 kali kemudian dihembuskan secara langsung
  3. Memberikan kompres hangat pada daerah yang terasa nyeri dan menganjurkan untuk meminum air hangat
  4. Memberikan obat: Asam Mefenamat 1tab, Kotrimokcacol 2 tab
E :
Masalah belum teratasi
R :
  1. Melakukan massage daerah pinggang untuk mengurangi nyeri
  2. Menciptakan  lingkungan terapiutik yang nyaman dengan cara : Membatasi pengunjung & mengurangi kebisingan
  3. Melaksanakn program terapi : Analgetik dan antibiotic:Asam Mefenamat 3 x 1, Antibiotik Kotrimokcacol 2 x 3
2
Perubahan pola eliminasi urine disuria & hematuria berhubungan dengan Inflamasi

27/07/12
10,00 – 11.00 wita







09.00 – 09.15 wita
14.00 wita

S :
  1. Klien mengatakan jika BAK terasa nyeri dirasakan sejak satu minggu yang lalu
  2. Klien mengatakan 2 hari sebelum masuk RS pada saat klien BAK keluar darah campur urin
O :
  1. Hematuri (+)
  2. Pada palpasi daerah abdomen : Teraba adanya akulumulasi cairan di bagian vesica urinaria
A :
Perubahan pola eliminasi urine disuria & hematuria
P :
  1. Anjurkan pasien untuk minum cukup bila tidak ada kontra indikasi
  2. Kaji urine ( jumulah, warna, bau)
I :
  1. Menganjurkan pasien untuk minum cukup bila tidak ada kontra indikasi
  2. Menampung urine 24 jam untuk pemeriksaan dan kaji pengeluaran urine ( jmulah, waran, bau) : 250 cc urine tamping, warna kemerahan, bau pesing
E :
Masalah belum teratasi
R :
  1. Anjurkan pasien untuk minum cukup bila tidak ada kontra indikasi
  2. Kosongkan kandung kemih tiap 2-3 jam
  3. Tampung urine 24 jam untuk pemeriksaan dan kaji pengeluaran urine ( jmulah, waran, bau)
3
Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya berhubungan dengan kuranganya onformasi
26/07/12
10,00 – 11.00 wita

09.00 – 09.15 wita

09,15 – 09.17 wita

S :
  1. Klien dan keluarga mengatakan mengerti tentang penyakit yang diderita anaknya
  2. Klien mengatakan sudah menerima keadaanya
O :
  1. Klien rileks
  2. Klien dapat istirahat tidur
A :
Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya
P :
  1. Anjurkan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam proses pemberian informasi yang actual bagi kien
  2. Review pengetahuan pasien & keluarga tentang penyakit ISK.
I :
  1.  Menganjurkan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam proses pemberian informasi yang actual bagi kien
  2. Mereview  pengetahuan pasien & keluarga tentang penyakit ISK.
E :
Masalah teratasi
R : –
4
Resiko tinggi terjadinya infeksi sekunder berhubungan dengan Penggunaan kateter dalam waktu yang lama & keluarnya cairan terus menerus dari kemaluan
27/07/12
10,00 – 11.00 wita







09.00 – 09.15wita

09,15 – 09.17 wita
09,17 – 10.00 wita
12.00 – 12.15 wita
S :
  1. klien mengatakan 2 hari sebelum masuk RS pad saat BAK keluar darah campur urin
  2. klien mengatakan sakit di perut bagian bawah.
  3. Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk tembus belakang
O :
  1. Hematuria
  2. Pada palpasi daerah abdomen : Teraba adanya akulumulasi cairan di bagian vesica urinaria
  3. Klien meringis
  4. Observasi vital sign :ND     = 88 x/mnt, RR     =  20 x/mnt
SB  = 37oc
A :
Potensial terjadinya infeksi sekunder
P :
  1. Kaji tanda – tanda radang
  2. Monitor suhu tubuh
  3. Bekerjalah dengan prinsip aseptic dan antiseptic
  4. Laksanakan program pengobatan : Antibiotik Kotrimoksasol 2×2.
I :
  1. Mengkaji tanda – tanda radang : Color, Dolor, Rubor, Tumor dan fungtiolaesa
  2. Memonitoring suhu tubuh : 360 C
  3. Memberikan tindakan dengan prinsip aseptic dan antiseptic : Menggunakan heandschoen pada saat membersihkan kateter dan menggunakan bethadin
  4. Memberikan obat  Kotrimocacol 2 tab
E :
Masalah belum teratasi
R :
  1. Beri penjelasan tentang kebersihan diri / genetalia
  2. Laksanakan program pengobatan : Antibiotik Kotrimoksasol 2×3.


Tabel 3.8 : Catatan Perkembangan Tn.M Tanggal 28 Juli  2012 di Ruang Rawat Teratai Interna RSUD Mokopido Tolitoli
No Dx
Diagnose Keperawatan
Tgl/Jam
Evaluasi
1
2
3
4
1
Nyeri  pada daerah uterus dan sekitarnya berhubungan dengan Inflamasi.

28/07/2012
09.00 wita

09.00 – 09.15wita
09,15 – 09.17 wita

12.00 – 12.15 wita

S :
  1. Klien mengatakan sakit di perut bagian bawah berkurang
  2. Klien mengatakan nyerinya seperti tertusuk-tusuk dan tembus kebagian belakang masih ada tetapi tidak terus menerus
  3. Klien mengatakan skala nyeri 7
O :
  1. Klien meringis
  2. Klien memegang bagian bawah perut yang sakit
  3. Klien lemah
  4. Klien tenang : sudah bisa tidur & melakukan aktivitas lainnya
  5. Pada palpasi daerah abdomen : Teraba adanya akulumulasi cairan di bagian vesica urinaria
  6. Observasi vital sign :TD    = 140 / 70 mmHg, ND     = 84 x/mnt, RR     =  22 x/mnt, S       = 36oc
A :
Nyeri  pada daerah uterus dan sekitarnya
P :
  1. Massage daerah pinggang untuk mengurangi nyeri
  2. Ciptakan lingkungan terapiutik yang nyaman
  3. Melaksanakn program terapi : Analgetik dan antibiotic:Asam Mefenamat 3 x 1, Antibiotik Kotrimoksasol 2×3
I :
  1. Melakukan massage daerah pinggang untuk mengurangi nyeri
  2. Menciptakan  lingkungan terapiutik yang nyaman dengan cara : Membatasi pengunjung & mengurangi kebisingan
  3. Memberikan obat Asam Mefenamat 1 tab, Antibiotik Kotrimokcacol 2 tab
E :
Masalah sudah teratasi sebahagian
R : –
2
Perubahan pola eliminasi urine disuria & hematuria berhubungan dengan Inflamasi

28/07/12
10,00 – 11.00 wita

09.00 – 09.15 wita
09,15 – 09.17 wita
14.00 wita

S :
  1. Klien mengatakan nyeri nerkurang jika BAK
  2. Klien mengatakan pada saat klien BAK darah campur urin (-)
O :
  1. Hematuri (-)
  2. Pada palpasi daerah abdomen : Tidak teraba adanya akulumulasi cairan di bagian vesica urinaria
A :
Perubahan pola eliminasi urine disuria & hematuria
P :
  1. Anjurkan pasien untuk minum cukup bila tidak ada kontra indikasi
  2. Kosongkan kandung kemih tiap 2-3 jam
  3. Tampung urine 24 jam untuk pemeriksaan dan kaji pengeluaran urine ( jmulah, waran, bau)
I :
  1. Menganjurkan pasien untuk minum cukup bila tidak ada kontra indikasi
  2. Mengosongkan kandung kemih tiap 2-3 jam
    1. Menampung urine 24 jam untuk pemeriksaan dan kaji pengeluaran urine ( jmulah, waran, bau) : 250 cc urine tamping, warna kemerahan, bau pesing
E :
Masalah sebahagian teratasi
R : –
3
Resiko tinggi terjadinya infeksi sekunder berhubungan dengan Penggunaan kateter dalam waktu yang lama & keluarnya cairan terus menerus dari kemaluan
28/07/12
10,00 – 11.00 wita






09.00 – 09.15wita
09,15 – 09.17 wita
S :
  1. 1.     
O :
  1. Hematuria (-)
  2. Pada palpasi daerah abdomen : Tidak teraba adanya akulumulasi cairan di bagian vesica urinaria
  3. Klien meringis
  4. Observasi vital sign :ND     = 84 x/mnt, RR     =  22 x/mnt
S  = 36oc
A :
Potensial terjadinya infeksi sekunder
P :
  1. Beri penjelasan tentang kebersihan diri / genetalia
  2. Laksanakan program pengobatan : Antibiotik Kotrimoksasol 2×3.
I :
  1. Memberi penjelasan tentang kebersihan diri / genetalia
  2. Laksanakan program pengobatan :Antibiotik Kotrimocacol
E :
Masalah tidak terjadi
R : –




BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bagian ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan antara tinjauan kasus nyata pada Tn. H kasus  Infeksi Saluran Kencing (ISK) yang dirawat diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli. Dibawah ini dijelaskan sesuai tahapan proses keperawatan:
  1. A.     Pengkajian
Secara teori pengkajian dimulai dengan pengumpulan data, pengelompokan, atau analisa data, dan perumusan diagnosa, pengkajian  juga merupakan tahap pertama dari proses keperawatan
Pada tahap pengkajian, penulis  banyak menemukan hambatan dalam melakukan pengkajian. Oleh  karena untuk melakukan pengkajian nyeri dan pengkajian tentang sistim perkemihan tidak terdapat dalam format pengkajian yang digunakan oleh penulis pada saat melakukan pengkajian. Keadaan ini menyulitkan saya sebagai penulis dalam menempatkan keluhan pasien maupun keluarga kedalam format pengkajian.
Berdasarkan hasil pengumpulan data pada kasus Tn.H didapatkan data :


  1. Gejala
  2. klien mengatakan sakit di perut bagian bawah
  3. Klien mengatakan nyerinya seperti tertusuk-tusuk dan tembus kebagian belakang
  4. Klien mengatakan skala nyeri 9
  5. Klien mengatakan jika BAK terasa nyeri dirasakan sejak satu minggu yang lalu
  6. Klien mengatakan 2 hari sebelum masuk RS pada saat klien BAK keluar darah campur urin
  7. Klien dan keluarga menanyakan penyakit yang diderita
  8. Klien mengatakan sudah pernah berobat tetapi tidak ada perubahan
    1. Tanda :
    2. Klien meringis
    3. Klien memegang bagian bawah perut yang sakit
    4. Klien lemah
    5. Klien tegang : sulit tidur & melakukan aktivitas lainnya
    6. Pada palpasi daerah abdomen : Teraba adanya akulumulasi cairan di bagian vesica urinaria
    7. Pemeriksaan laboratorium tanggal 26 Juli  2012 : HCT = 38,3%; MPV = 4,5 PL, PLT = 2,2 103/ml, WBC=8,3 103/ml, RBC=3,95 106/ml, HGB=13,1 g/dl, HCT = 38,3, MCV = 37,0 FI, MCH d/g, MCHC= 34,2 gr/dl, PLT=2,2 103/ml
    8. Observasi vital sign :TD    = 130 / 60 mmHg, ND     = 88 x/mnt, RR     =  20 x/mnt, S       = 37oc
    9. Hematuri (+)
    10. Klien nampak  gelisah
    11. Klien tegang
Dari data yang penulis dapatkan tidak ada kesenjangan melalui hasil pengkajian dengan teori tentang gejala dan tanda pada klien dengan infeksi saluran kemih (ISK) ,
  1. B.    Diagnosa keperawatan
Berdasarkan analisa data yang penulis lakukan pada kasus Tn.H didapatkan diagnosa keperawatan :
  1. Nyeri  pada daerah uterus dan sekitarnya berhubungan dengan Inflamasi.
  2. Perubahan pola eliminasi urine disuria & hematuria berhubungan dengan Inflamasi
  3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya berhubungan dengan kuranganya onformasi
  4. Resiko tinggi terjadinya infeksi sekunder berhubungan dengan Penggunaan kateter dalam waktu yang lama & keluarnya cairan terus menerus dari kemaluan
Secara teori diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada kasus infeksi saluran kemih adalah :
  1. Gangguan rasa nyama : nyeri pada daerah uterus dan sekitarnya, sehubungan dengan akibat adanya peradangan.
  2. Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan akibat adanya infeksi
  3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya sehubungan dengan kuranganya onformasi
  4. Potensial terjadinya infeksi sekunder sehubungan dengan keluarnya cairan terus menerus dari kemaluan
  5. Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari – hari ( nutrisi, eliminasi, personal hygiene ) sehubungan dengan pasien harus tirah baring
  6. Gangguan istrahat tidur sehubungan dengan nyeri yang hebat.
  7. Perubahan pola eliminasi urine ; disuria, sehubungan dengan adanya akibat peradangan .
Dari empat  diagnosis keperawatan yang didapatkan peneliti setelah peneliti melakukan analisa terhadap data objektif dan data subjektif yang didapatkan oleh peneliti dari hasil pengkajian, ketiga diagnose tersebut sesuai dengan teori yang telah dipaparkan oleh penulis di BAB II dari rangkaian Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang penulis lakukan.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa infeksi saliran kemih (ISK) adalah reaksi inflamasi sel – sel urotelium melapisi saluran kemih (Purnomo B. Basuki,2003) atau inflamasi kandung kemih  yang dapat bersifat akut/kronis. Keadaan ini paling sering disebabkan oleh infeksi E. Coli(Depkes, 2000) diman dapat disebabkan oleh antara lain Factor predisposisi yang terdiri dari Infeksi saluran kemih bagian atas disebabkan oleh : Obstruksi (hipertropi) prostat, katup (striktur uretra) , Gangguan pengosongan kandung kemih (neuropatik, divertikula), Kateterisasai /instrumentasi, Infeksi ginjal. Untuk Infeksi saluran kemih bagian bawah disebabkan oleh : Fistula Vesikoureter, Obstruksi (misalnya, batu, striktur)  serta dapat disebabkan juga oleh mikrobiologis antara lain Mikroorganisme penyebab E.Coli,Enterocoli, Proteus spp, Stafilokokus aureusklebsiela spp, ‘ koliform’ lainnya, Enterococcus faecalis, S. Saprophyciccus, S. Epidermidis, Pseudumonas Aeruginosa,Mycobaterium tuberculosis (Nursalam,2006), (B.K., Mandal dkk,2011)
Pada laki – laki infeksi saluran kemih disebabkan oleh :Neisseria gonorhoe, Uretritis non-gonokokal (NGU), Clamiydia menyebabkan 30 – 50% kasus, Ureplasma urealyticum, Mycoplasma gentilium, Trchomonas Vaginalis, HSV, Candida, Neisseria meningtidis, striktur uretra, dan benda asing berperan pada sebagian kecil kasus (Depkes,1995). Keadaan tersebut dapat menyebabkan terjadinya inflamasi pada kandung kemih sehingga mengakibatkan pelepasan pirogen endogen seperti bradikinin, serotonin, prostaglandin dan histamine. Akibat pelepasan zat-zat kimia tersebut sehingga mengakibatkan terjadinya permiabilitas kapiler dan mengakibatkan vasodilatasi dan vasokontriksi di daerah radang sehingga mengakibatkan timbulnya nyeri.
Keadaan ini pula akan mengakibatkan keluhan nyeri pada saat BAK seperti disuria den hematurian, dan yang paling membahayakan jika terjadi refluks (aliran balik) ke ureter makan akan mengakibatkan gagal ginjal.
  1. C.    Perencanaan
Perencanaan tindakan keperawatan yang diberikan kepada Tn.H tidak jauh berbeda dengan perencanaan tindakan menurut E. Doengoes, 1999, namun adapun perencanaan disusun berdasarkan teori disesuaikan dengan kondisi klien dengan fasilitas yang tersedia di RSU Mokopido Tolitoli.
Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :
  1. Untuk rencana tindakan diagnosa keperawatan pertama(E. Doengoes, 1999) rencana yang dilakukan peneliti adalah Beri penjelasan tentang penyebab rasa nyeri,mengatur posisi tidur yang menyenangkan, mengajarkan cara mengurangi rasa nyeri (relaksasi ) dan memberikan kegiatan positif. memberikan kompres hangat pada daerah yang terasa nyeri dan menganjurkan untuk meminum air hangat, massage daerah pinggang untuk mengurangi nyeri, ciptakan lingkungan terapiutik yang nyaman ,melaksanakn program terapi : Analgetik dan antibiotic:Asam Mefenamat 3 x 1 dan Antibiotik Kotril 2×2
  2. Untuk rencana tindakan diagnosa keperawatan kedua yaitu penulis menyusun intervensi : Kaji keluhan buang air kacil, Jelaskan penyebab perubahan pola eliminasi, Anjurkan pasien untuk minum cukup bila tidak ada kontra indikasi, Kosongkan kandung kemih tiap 2-3 jam, Tampung urine 24 jam untuk pemeriksaan dan kaji pengeluaran urine ( jmulah, waran, bau), Observasi sedini mungkun tanda-tanda gagal ginjal. Perencanaan  ini sesuai dengan perencanaan yang ada di (E. Doengoes, 1999) dan  disesuaikan dengan kondisi pasien dan prosedur operasional diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli. Hanya saja intervensi terakhir yaitu Observasi sedini mungkun tanda-tanda gagal ginjal, tidak dilakukan.
  3. Untuk rencana tindakan diagnosa keperawatan ke tiga yaitu penulis menyusun intervensi :Kaji kemampuan belajar pasien misalnya : tingkat kecemasan, perhatian, kelelahan, tingkat partisipasi, lingkungan belajar, tingkat pengetahuan, media, orang yang dipercaya, jelaskan penatalsanaan obat : dosis, frekuensi, tindakan dan perlunya terapi dalam jangka waktu lama, anjurkan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam proses pemberian informasi yang actual bagi kien dan review pengetahuan pasien & keluarga tentang penyakit ISK. Dalam teori pada kasus sesui dengan perencanaan di (E. Doengoes, 1999) sesuai dengan kondisi klien dengan kasus Infeksi Saluran Kencing (ISK) diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli.
  4. Untuk rencana tindakan diagnosa keperawatan keempat : Kaji tanda – tanda radang, monitor suhu tubuh , beri penjelasan tentang kebersihan diri / genetalia , bekerjalah dengan prinsip aseptic dan antiseptic, laksanakan program pengobatan Antibiotik Kotrimokcacol 2 x 3. Dalam teori pada kasus sesui dengan perencanaan di (E. Doengoes, 1999) sesuai dengan kondisi klien dengan kasus Infeksi Saluran Kencing (ISK) diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli.
  5. D.    Implementasi
Pelaksanaan rencana keperawatan mengacu pada rencana yang telah ditetapkan dalam teori. Namun penulis tidak dapat melaksanakan semua rencana yang ada dalam teori tapi dapat melaksanakan semua rencana sesuai dengan diagnosa keperawatan pada Tn. H dengan kasus ISK  diruang Teratai Interna  RSU Mokopido Tolitoli.
Pada tahap pelaksanaan ini dalam memberikan asuhan keperawatan penulis tidak sepenuhnya berada diruangan selama 24 jam. Maka selama penulis tidak berada diruangan perawatan dilanjutkan oleh perawat yang ada diruangan.

  1. E.     Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada  respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Dalam melaksanakan evaluasi, penulis menggunakan evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan. Sedangkan evaluasi hasil dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan yang telah ditentukan.
Evaluasi yang penulis lakukan pada asuhan keperawatan  Tn.H  dengan kasus ISK dilakukan dengan pendekatan SOAP.
  1. F.     Catatan Perkembangan
Catatan perkembangan merupakan bagian dari evaluasi atau disebut dengan evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktivitas proses keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah dilakukan.
Pada saat pendokumentasian catatan perkembangan dengan menggunakan pendekatan SOAPIER. Dilakukan selama tiga hari yaitu mulai tanggal 26 Juli 2012 sampai dengan tanggal 28 Juli 2012, pada tanggal 27 Juli kurang pengetahuan teratasi dan pada tanggal 28 Juli 2012 untuk diagnose nyeri sebahagian teratasi, diagnose kedua belum tercapai dan untuk diagnose keempat  masalah tidak terjadi.




BAB V
PENUTUP

            Setalah melakukan pembahasan bab per bab pada  asuhan keperawatan pada Tn.H dengan  kasus ISK  diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli maka penulis menarik berbagai kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
  1. Data yang diperoleh  pada klien merupakan langkah awal yang ditempuh oleh penulis untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan agar asuhan keperawatan dapat ditegakkan. Dan hasil dari data pengkajian keperawatan yang timbul pada klien kasus ISK dalam teori tidak selamanya ditemukan pada  Tn.H dengan kasus Infeksi Saluran Kemih (ISK) diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli.
Dari 7 diagnosa yang ada diteori, yang didapatkan klien pada  Tn.H kasus ISK yaitu, Nyeri  pada daerah uterus dan sekitarnya berhubungan dengan Inflamasi, Perubahan pola eliminasi urine

Tidak ada komentar: